Titik Kumpul, JAKARTA – Momen mengharukan yang terekam kamera menjadi viral di media sosial. Video tersebut memperlihatkan seorang prajurit TNI yang sedang pulang ke rumah dan menghampiri ayahnya yang sedang berjualan batagol.
Akun Instagram @Lambe Turah menulis dalam keterangan videonya: “Minceu terharu, terharu. Sehat selalu ya ayah.”
Klip diawali dengan seorang prajurit TNI berseragam lengkap keluar dari mobil yang diparkir di pinggir jalan. Dia kemudian mendekati seorang pria paruh baya yang sedang memberikan layanan perjalanan kepada pelanggan.
Awalnya pria bertopi yang duduk di atas sepeda motor itu hanya tersenyum tipis. Namun “pertahanannya” patah ketika seorang prajurit Tentara Nasional Indonesia mendekatinya dan mencium tangannya sebagai tanda hormat.
Penjual Batago itu menangis tersedu-sedu sebelum memeluk hangat prajurit TNI itu. Dari keterangan video yang diunggah, terungkap bahwa pria penjual batagore tersebut merupakan ayah dari seorang prajurit TNI.
Prajurit TNI yang belum diketahui namanya itu tak kuasa menahan tangis. Meski berusaha tersenyum di depan ayahnya, ia menyeka air matanya beberapa kali.
Video tersebut telah mendapat ratusan ribu suka dan ribuan komentar dalam dua hari sejak diunggah. Banyak netizen yang mengaku tak kuasa menahan tangis setelah menonton video tersebut.
“Hal seperti ini langsung mempertemukan mewex,” tulis salah satu warganet di kolom komentar.
“Anak ayah tipe seperti ini, sekolah saja dan tidak khawatir soal biaya. Dengan seorang ayah, itu tugasmu.” Anak-anaknya melekat di inti ingatannya, jadi dia adalah orang yang sadar akan tanggung jawabnya. dan juga menyayangi anakmu, Masya Allah,” sahut yang lain.
Netizen lainnya melanjutkan: “Aku capek banget, aku gak buka TikTok, aku gak buka IG, aku menangisi keluarga seseorang setiap hari.”
“Surga bukan di kaki bapak, tapi bapak rela bekerja keras demi anak-anaknya.” Netizen lain menambahkan.
Netizen lainnya menyimpulkan: “Laki-laki selalu bisa menyembunyikan suka, duka, dan dukanya. Buktinya, meski hatinya tergerak oleh kebahagiaan, sang ayah tetap terus membungkus Batagol.”