Momen Lyodra Nyanyi di Misa Akbar Paus Fransiskus di GBK, Cantik Pakai Baju Adat Karo

Jakarta, VIVA – Lyodra Ginting tampil cantik saat menghadiri misa khusus bersama Paus Fransiskus yang digelar di Gelora Bung Karno (GBK), Kamis (9/5/2024). Penyanyi muda berbakat ini merasa terhormat dan bersyukur bisa bernyanyi dalam Ekaristi di bawah bimbingan Paus Fransiskus.

Lyodra mengenakan pakaian adat suku Karo yang didominasi warna merah dan emas. Gaun Uis Gara dilengkapi dengan penutup kepala. 

Penyanyi jebolan pencari bakat ini nampaknya ingin menunjukkan kepribadiannya lewat pakaian adat tersebut. Seperti diketahui, Lyodra berasal dari Medan, Sumatera Utara.

Dalam misa suci tersebut, seorang wanita bernama Lyly menyanyikan beberapa lagu rohani. Lyodra tidak menyanyi sendirian, melainkan bergabung (sekuntum bunga) bersama para pemuka agama, salah satunya adalah Pendeta Aloisius. 

Himne tersebut antara lain Doa kepada Santo Fransiskus, Doa Kami, dan Jadikan Aku Jalan Kedamaianmu. Lyodra menutup misa suci dengan memanjatkan Doa.

Tak hanya tampil cantik, sikap Lyodra di atas panggung pun diapresiasi netizen. Saat membawakan lagu dengan seorang pria cacat bernama Antón, mikrofon rekannya Lyodra berhenti berfungsi. Pelantun Tak Dianggap itu terlihat mengambil mikrofon dengan tergesa-gesa.

“Lyodra kamu baik hati,” tulis salah satu warganet. 

“Lyly (emoji menangis) terharu dengan kesiapanmu mengatasi rintangan modern seperti ini! Kamu menelpon dan menjaga waktu mas Anton, dan aku salut padamu (emoji hati putih),” imbuh netizen lainnya. 

Dalam acara tersebut, Lyodra mengungkapkan, sebelum menjadi penyanyi terkenal, sahabat Mahalini ini sempat aktif di gereja sebagai pemazmur. 

“Shalom semuanya, aku Lyodra Ginting. Senang sekali bisa hadir di sini. Suatu kehormatan bagi saya bisa bernyanyi di acara yang luar biasa,” kata Lyodra dalam video yang diposting akun TikTok. @CEO.

Usai menyanyikan Oración de San Francisco bersama Pastor Aloi, Lyodra memberikan pesan mendalam kepada anak muda Katolik. LyL mengatakan agar para pemuda tetap bahagia dan percaya bahwa Tuhan sedang bekerja.

“Kepentingan kami khususnya kaum muda adalah untuk selalu berkarya, selalu bahagia dalam bekerja dan yakin bahwa Tuhan melihat dan membimbing segala yang kita doakan. Apapun yang kita doakan?, tutupnya.  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *