Momen Paling Epic di Piala Eropa: Timnas Denmark dan Yunani Juara

JAKARTA – Piala Eropa 2024 akan digelar beberapa hari lagi. Acara ini akan diadakan di Jerman pada tanggal 14 Juni hingga 14 Juli 2024.

Berbicara tentang EuroCup, ada sejumlah momen epik yang tidak terduga. Namun yang paling epik dari momen tersebut adalah kesuksesan timnas Denmark dan Yunani.

Denmark menjadi juara Piala Eropa di Swedia pada tahun 1992. Ini epik karena Denmark tidak lolos ke Euro.

10 hari sebelum turnamen, UEFA memutuskan untuk menghentikan sementara tim nasional Yugoslavia karena sanksi internasional terhadap perang di Yugoslavia. Denmark ditunjuk sebagai tim pengganti setelah menempati posisi kedua grup di babak kualifikasi dan menjadi runner-up terbaik di semua grup.

Denmark mencapai Kejuaraan Eropa pada tahun 1992 dengan persiapan yang sangat keras.

Denmark tampak mengecewakan dalam pembukaan kualifikasi Grup 1 mereka saat Inggris ditahan imbang 0-0. Tim tuan rumah kalah dari Swedia 0:1.

Denmark mengalahkan Prancis 2-1 untuk melaju ke semifinal. Di babak semifinal, tim Dinamit mengalahkan Belanda 5-4 (2-2) melalui adu penalti.

Kejutan Denmark berlanjut di final. Mereka sukses menjuarai Piala Eropa 1992 dengan mengalahkan Jerman 2-0. Dan itu terjadi dengan pelatihan tak terduga sebagai tim cadangan!

Timnas Yunani membuat Cristiano Ronaldo menangis. Kejutan besar lainnya adalah keberhasilan timnas Yunani menjuarai Piala Euro 2004. Mereka hanya dipandang sebagai tambahan.

Apalagi Yunani baru satu kali mengikuti Piala Eropa sepanjang sejarah, yakni pada tahun 1980.

Namun, apa yang terjadi sungguh di luar dugaan. Yunani membuka Piala Champions Eropa 2004 dengan kemenangan 2-1 atas tuan rumah Portugal.

Di laga kedua, Yunani bermain imbang Spanyol 1-1 dan mengalahkan Rusia 1-2. Yunani finis kedua di Grup A dan lolos ke perempat final.

Di perempat final, Yunani mengalahkan Prancis 1:0. Tim Otto Reichegel memenangkan Republik Ceko 1:0 di semifinal.

Di final, timnas Yunani dan timnas Portugal kembali bertemu. Yunani melakukan keajaiban dengan meraih gelar juara setelah mengalahkan tuan rumah 1-0.

Dari semua pemain Portugal, Cristiano Ronaldo adalah pemain U-19 yang paling banyak dirusak. Saat itu, bocah yang baru tiba di “Manchester United” itu tak kuasa menahan air matanya.

Ia menyayangkan beberapa peluang yang terbuang. “Kami memiliki tim yang fantastis dan kami menjalani turnamen yang hebat. Kami tidak pantas kalah seperti ini. Saya orang yang ambisius dan saya ingin menjadi juara Eropa ketika saya berusia 19 tahun,” kata Ronaldo. Tujuan.

“Tapi sekarang saya harus move on. Saya harus melihat ke depan. “Saya akan mempunyai banyak peluang dalam karir saya untuk memenangkan Piala Eropa dan menebus kekecewaan besar ini,” katanya. Ronaldo menepati janjinya.

Dua belas tahun setelah kegagalan menyakitkan itu, Ronaldo sukses membawa Portugal menjuarai Euro 2016. Gelar internasional 2019 bersama Portugal memenangkan UEFA Nations League.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *