Jakarta, Titik Kumpul – Monica Soraya, influencer berjuluk Crazy Rich Jakarta Barat, baru-baru ini bercerita tentang tantangan besar yang dihadapinya dalam membesarkan 17 anak.
Dalam podcast terbaru di channel YouTube Grace Tahir, Monica bercerita tentang tekanan psikologis yang dihadapinya setelah mengadopsi 13 anak pada tahun 2020, saat pandemi COVID-19 masih berlangsung.
Monica yang merupakan istri penambang Hariyant Duryat memiliki seorang putra dari pernikahannya. Pasangan ini memiliki dua anak kandung, seorang putra dan seorang putri.
Namun, keputusan mereka untuk mengadopsi 13 anak, enam laki-laki dan tujuh perempuan, paling menarik perhatian. Semua anak angkat berusia sekitar empat tahun, yang tertua lahir pada bulan Maret dan yang termuda pada bulan Oktober.
Di sela-sela keberkahan memiliki keluarga besar, Monica mendapati bahwa membesarkan 13 anak bukanlah hal yang mudah. Meskipun mendapat bantuan dari perawat, Monica menyadari bahwa dia harus menghadapi karakter dan tantangan yang berbeda dari anak-anak yang diadopsinya.
“Seiring bertambahnya usia, dia mulai bertingkah picik. Awalnya dia masih kecil. Saat berumur dua tahun, anak ini tidak mau diam, dan sekarang dia nakal. Dulu dia lucu, dia mulai bicara,” katanya. kata Monika.
Namun tantangan terbesar Monica adalah salah satu anak angkatnya.
“Saya beberapa kali ke psikolog, bahkan ke psikiater. Karena 13 anak, kini terpaksa satu anak kami masukkan ke pesantren. Kelakuan buruknya bukan anak berusia empat tahun,” kata Monika. . .
“Dia menunjukkan penisnya, berkelahi, memukul perawat dan meludahi saya. Itu juga mengejutkan saya,” lanjutnya.
Yang paling mengejutkan adalah saat Monica memegang payudaranya dan mengancam akan membunuh perawat yang merawatnya.
“Saya mengirim anak itu ke pesantren, dan untuk anak laki-laki berusia empat tahun, dia berkata kepada perawatnya: ‘Kak, ini tidak baik.’ Nanti saya gunting, masukkan ke dalam tas dan buang.” “Saat anak umur empat tahun bicara seperti itu.
Tak hanya itu, Monica juga menemukan beberapa anaknya berperilaku tidak seperti anak seusianya, seperti menolak mengendarai sepeda motor dan bersikap sombong.
“Anak usia empat tahun sudah tahu harga diri. Ada anak yang belum terlalu mau naik sepeda motor. Sampai suamiku berkata, ‘Kamu tahu sepeda motor yang kamu lihat di jalan?’ yang mengantarnya minta uang,” kata Monica.