VIVA – Malam itu, kabut tipis menyelimuti kawasan hutan di bawah Gunung Lawu, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Tanpa sepengetahuan siapa pun, di antara semak-semak dan pohon-pohon besar, muncul beberapa pria bersenjata lengkap. Mereka bergerak sangat pelan sehingga sulit dikenali.
Mereka bukan sembarangan orang, mereka adalah prajurit TNI dari pasukan rahasia khusus Korps Marinir TNI Angkatan Laut. Dia adalah seorang prajurit dari Unit Intelijen Laut ke-2 (Yontaifib).
Berdasarkan pengumuman resmi Intelijen Laut yang dilansir VIVA Army, pada Selasa 23 Januari 2024, Marinir Yontaifib 2 terlihat berada di kaki Gunung Lawu tidak sedang berkemah atau sekedar mencari angin.
Malam harinya, mereka bertugas memblokir jalur peralatan kelompok separatis Gerakan Magetan Merdeka (GMM).
Sebenarnya ini bukan pertarungan sungguhan, melainkan rangkaian Latihan Ketrampilan Lanjutan (SKPL) TW I TA 2024. Jadi hanya contoh dari rangkaian latihan Full Mission Profile (FMP) yang muatannya bersifat pencegahan.
Namun, itu dibuat agar terlihat seperti petualangan nyata. Tujuannya untuk memperkuat kemampuan Prajurit Melalui Media ketika melakukan sabotase terhadap sasaran terpilih dalam Operasi Khusus pada umumnya.
Kesiapan prajurit Tri Media harus terus dijunjung tinggi, meningkatkan kemampuan, keterampilan, kesiapan dan profesionalisme serta karakter prajurit untuk menunjang tugas TNI Angkatan Laut, kata Komandan Yontaifib 2, Mayor Marinir. . Sandi Varikta.
Kopassus Yontaifib 2 adalah mayat baret ungu. Sejak didirikan pada tahun 1961, militer telah banyak diberi misi khusus dengan semboyan Maya Netra Yamadipati. Baru-baru ini, pasukan Yontaifib 2 dikerahkan ke Papua dan berhasil melumpuhkan lima pimpinan Kelompok Separatis Teroris (KST) OPM.
Baca: Inilah Wajah Dendi, Sopir Truk Sedih yang Mengalami Kecelakaan dan Meninggalkan Mayat TNI Tergeletak di Jalan.
