Titik Kumpul – Marc Marquez dan murid Valentino Rossi Francesco Bagnaia bisa jadi gaduh meski satu tim Ducati Lenovo. Bahkan salah satu general manager Ducati sempat khawatir kedua pebalapnya tidak akur.
Konflik Marc Marquez dengan Pecco Bagnaio dimulai musim ini di MotoGP Portugal, di mana mereka bertabrakan dan kehilangan podium karena keluar lintasan, dan berlanjut hingga saat ini.
Khususnya di sirkuit Jerez, Spanyol. Pecco asal Italia sepertinya ingin pamer kepiawaiannya, seperti dalam adu gengsi antar negara, sehingga berbagai cara pun dilakukan untuk mengalahkan alien yang ada di kandangnya.
Murid terbaik Rossi disusul oleh MM93, namun kehebatan Desmosedici GP23 di trek lurus tidak bisa bersaing dengan Desmosedici GP24, dengan cat alien yang sangat tahan lama sehingga ban depan Pecca membenturnya saat berbelok di tikungan.
Rivalitas sengit keduanya terus berlanjut di MotoGP Prancis, dengan Marc Marquez membalas dendam dengan berhasil mempermalukan pemain magangnya, Valentino Rossi, dengan melewatinya di lap terakhir hingga finis kedua.
Bisa dibayangkan ketika dua matahari berada di bawah payung yang sama. Maka tidak mengherankan jika CEO Ducati Corse, Gigi Dall’Igna khawatir kedua pembalap tersebut tidak akan diterima di musim depan.
“Saya prihatin dengan manajemen dari sudut pandang olahraga karena kondisi di garasi Ducati sangat menyenangkan dan tujuan kami adalah melanjutkannya tahun depan,” kata Gigi kepada Sky Sport Italia.
Namun baru-baru ini nama panggilannya Luigi mengatakan bahwa siswa VR46 tersebut menerima kedatangan alien tersebut, sehingga diharapkan kerjasama yang baik akan berlangsung selama dua musim atau hingga tahun 2026.
“Reaksi Pecco sangat bagus. “Dia adalah pembalap profesional, seorang juara dan dia tahu kami menginginkan kesempatan terbaik untuk memperjuangkan kejuaraan dunia,” ujarnya kepada MotoGP.com, Sabtu, 8 Juni 2024.
Menurutnya, Pecco memutuskan untuk tetap mempertahankan Enea Bastianini sebagai anggota tim sebelum kontrak resmi dengan MM93, namun ia menuruti keputusan tim tersebut tanpa permintaan khusus.
“Tetapi pada akhirnya ini adalah balapan profesional dan dia memahami keputusan kami, dia tidak mendorong kami ke arah mana pun,” katanya.
Wajar saja jika mereka bersaing, apalagi ada aspek emosional lain yang membuat hubungan kedua pembalap tersebut begitu harmonis, termasuk konflik Profesor Pecc dan Marquez di masa lalu.
Meski sombong, murid Valentino Rossi itu menyebut kedatangan Marc Marquez di Ducati Lenovo menjadi tantangan baginya untuk bekerja keras demi meraih hasil terbaik.
“Dia akan membantu dengan pengalamannya, yang berguna untuk perkembangan (sepeda motor). “Sejujurnya, (masuknya Marco) tidak banyak berubah bagi saya, saya hanya bekerja untuk diri saya sendiri dan tim saya,” kata Pecco.