Jakarta, Titik Kumpul – Nagita Slavina yang terkenal dengan gaya hidup modern dan fleksibel tampaknya memiliki kebiasaan normal dalam memasak untuk keluarganya. Dalam jumpa pers Minyak Goreng FILMA yang digelar Kamis, 10 Oktober 2024 di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Nagita mengaku lebih memilih memasak di rumah dibandingkan membelikan makanan untuk anak-anaknya.
Salah satu penyebab utamanya adalah anak mau makan (masih menghambat pergerakan) meski sedang menghadapi GTM. Bagi Nagita, teknik ini efektif menarik perhatian anak-anaknya agar mau menyantap makanan. Gulung lagi, oke?
“Kalau anak Anda mengidap GTM, mereka akan memberinya biskuit yang tidak bisa bicara. “Jadi saya selalu memastikan untuk makan kerupuk buatan sendiri bila memungkinkan.”
Selain itu, Nagita mengatakan dengan memasak di rumah, ia merasa aman karena bisa mengontrol kualitas bahan yang digunakan. Sebagai seorang ibu, Anda sangat memperhatikan hal-hal kecil yang mungkin terlewatkan oleh orang lain.
“Karena sepertinya kamu sudah mengenal dirimu sendiri di rumah. Jika Anda tidak tahu cara memanggang di luar? Apa yang terjadi? “Ini pengurangan risiko yang bisa dilakukan di rumah,” kata Nagita.
Bagi Nagita, memastikan kebersihan dan kualitas barang-barang rumah tangga menjadi kunci untuk menghindari kecelakaan yang tidak diinginkan.
Tak hanya fokus pada makanan segar, Nagita juga menyimpan makanan beku di rumah saat tak sempat memasak. Salah satu makanan favoritnya adalah pisang goreng.
Nagita antusias, “Aku suka pisang goreng di rumah. Makanya di rumahku banyak orang. Aku suka makanan beku. Aku harus menggorengnya kalau ada tamu datang.”
Saat memasak makanan beku, Nagita mengaku menggunakan banyak minyak. Oleh karena itu, ia selalu memastikan ketersediaan minyak goreng di rumah.
“Biasanya yang dipakai adalah minyak dan lemak segar. Apalagi kalau makanan beku atau gorengan, minyaknya banyak untuk menggoreng, bukan untuk menggoreng. Jadi sayang kalau dibuang,” ujarnya.
Nagita juga mengatakan, menggunakan oli berkualitas tinggi sangat mahal. Menurut dia, setelah minyak goreng habis tidak langsung dibuang, melainkan disimpan untuk digunakan kembali ketika sudah siap digunakan. Dengan demikian, ia bisa menghemat konsumsi minyak, terutama saat ada tamu yang berkunjung ke rumahnya dan ia harus memasak dalam jumlah banyak.
“Setelah memasak satu kali sehari, saya bisa menggunakan empat liter minyak sehari.”