Naluri Kapten Windra, Paspampres TNI Bertubuh Besar Penyergap Pria Cepak Penerobos Ring I Presiden

VIVA – Seorang pria ditangkap Pasukan Keamanan Presiden (Paspampres) karena memasuki ring VVIP dan berusaha merebut jenazah Presiden Joko Widodo.

Hal itu terjadi saat Presiden Jokowi berbicara kepada wartawan usai mengunjungi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Konawe, Sulawesi Utara.

Dokumen dari berbagai media yang secara tidak sengaja merekam momen sukses tersebut menunjukkan pelaku adalah seorang pria paruh baya bertubuh tinggi, berambut pendek, dan mengenakan batik berwarna coklat.

Jadi VIVA Military tidak akan berkomentar banyak mengenai perjalanan pria ini, namun ia akan membeberkan cerita dari Capt Inf Vindra Sanur. Itu adalah jubah tinggi yang menyembunyikan invasi.

Menurut Kang Windra, penulis pernah menelepon Komando Pasukan Khusus (Kopasus) TNI Angkatan Darat dan melacak pergerakan pelaku setelah keluar ruangan.

Meski perampok tersebut tampak seperti pembela terakhir hidup presiden, nalurinya tidak bisa dibohongi.

Kang Windra mengatakan kepada VIVA Military: “Begitu saya melihat pria itu mengusap wajahnya, otak saya langsung berkata, ‘Ini akan meledak.’

Benar saja, dalam hitungan detik pria itu menghampiri presiden dan mencoba menarik tangan presiden. Kang Windra yang awalnya berhati-hati, segera bergerak secepat kilat untuk menyembunyikan penjahat itu.

Tak butuh waktu lama, Kang Windra berhasil menyematkan pelaku di punggungnya dan menyerahkannya kepada anggota Paspampress lainnya.

Kata Kang Windra, naluri ini datang secara otomatis. Ia mendapat kehormatan seiring dengan pengalamannya menjadi prajurit TNI di daerah rawan seperti Ambon dan Aceh.

“Saya masih sedikit trauma bekerja di Ambon. Jadi otomatis saya ingin melindungi presiden,” ujarnya.

Memang Kang Windra merupakan salah satu prajurit TNI yang dipilih untuk memberikan pengamanan kepada Presiden. Kang Windra selalu berada dekat dengan jenazah Presiden saat bertugas.

Baca: Raja Ibon Kerahkan 619 Prajurit TNI ke Maung Siliwangi untuk Perangi Krisis Pangan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *