Nasihat Buya Yahya tentang Menghadapi Perselingkuhan dan Zina dalam Rumah Tangga

Jakarta, VIVA – Dalam situasi sulit seperti perselingkuhan dalam rumah tangga, setiap pasangan dihadapkan pada dilema yang serius apakah akan melanjutkan hubungan atau memutuskan untuk bercerai.

Menurut Buya Yahya, seorang tokoh agama senior, ketika menangani masalah pribadi seperti perzinahan, penting untuk menjaga privasi dan tidak mengungkapkannya secara terbuka kepada orang lain.

Perzinahan dan perselingkuhan merupakan masalah serius yang dapat merusak hubungan dan keharmonisan keluarga. Mari kita lanjutkan artikel selengkapnya di bawah ini.

Buya Yahya menjelaskan, meski situasi ini sangat meresahkan, ada cara untuk menyikapi masalah ini dengan bijaksana dan penuh rasa hormat.

Buya Yahya menegaskan, jika orang tercinta terlibat perzinahan atau perselingkuhan, salah satu langkah awal yang perlu dilakukan adalah memberikan kesempatan kepadanya untuk mendidik diri sendiri dan berkembang.

“Kalau ada yang berzina, bisa saja terpeleset. Asalkan hatinya kuat untuk mendidiknya, itu jauh lebih baik dari pada membiarkan dia bersekolah,” kata Buya Yahya seperti dikutip dari kanal YouTube-nya. Kamis, 22 Agustus 2024.

Dengan kata lain, jika pasangan Anda menunjukkan tanda-tanda penyesalan dan keinginan untuk berubah, lebih baik kembalikan dia ke jalur yang benar daripada segera mengakhiri hubungan.

Buya Yahya juga mengingatkan, dalam menangani pemurtadan, penting adanya komitmen baru dan kesepakatan yang jelas antar mitra.

“Hati ya, sakit. Tentu sayang, ada hati, Masya Allah. Oleh karena itu, tentu harus ada komitmen, kesepakatan, kesepakatan baru,” ujarnya.

Komitmen ini harus mencakup kesepakatan tentang bagaimana memperbaiki hubungan dan mencegah kesalahan serupa terjadi di masa depan.

Buya Yahya mengatakan, keputusan tetap bersama atau berpisah tergantung pada tanda penyesalan masing-masing pasangan. Jika rekan kerja tersebut benar-benar menyesal dan berusaha untuk bertaubat, lebih baik bantu dia dalam hal ini.

“Bantulah dia jika dia menunjukkan penyesalan dan berusaha bertaubat,” saran Buya Yahya.

Namun, jika tidak ada gejala atau upaya untuk berubah, mungkin tidak ada gunanya mempertimbangkan lebih lanjut untuk melanjutkan hubungan.

Jika keputusan cerai sudah diambil, Buya Yahya menekankan pentingnya menjaga harkat dan martabat pasangan.

“Ceraikan saja, tapi jangan menjelek-jelekkan siapa pun, bahkan anak-anakmu sekalipun,” nasehatnya.

Hal ini penting untuk menjaga integritas dan tidak menimbulkan kerugian lebih lanjut bagi semua pihak yang terlibat.

Menunjukkan rasa malu atau perkataan buruk pada pasangan hanya akan memperburuk keadaan dan dapat merusak hubungan, terutama dengan anak.

Buya Yahya juga mengingatkan pentingnya menjaga harkat dan martabat pribadi dan pasangan. Dia menekankan bahwa membahas masalah pribadi seperti perselingkuhan di depan umum atau meminta nasihat publik mengenai hal tersebut dapat menimbulkan rasa malu.

“Banyak di antara kita yang salah dalam berbuat, malah ada yang mau bertaubat dan bertanya kepada ustasi atau tokoh agama yang memberikan kuliah umum bagaimana bertaubat dari zina, sehingga tentu saja rasa malu kalian akan tersebar,” ujarnya. dikatakan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *