Titik Kumpul – salah satu negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), diyakini menjadi incaran Rusia untuk merekrut agen spionase. Negara tersebut adalah Jerman yang menuduh rezim Vladimir Putin sengaja merekrut warganya untuk memata-matai mereka.
Badan intelijen internal Jerman (BfV) mengungkapkan bahwa strategi Rusia yang menggunakan warga negaranya sebagai agen spionase adalah akibat negara-negara NATO yang mengusir lebih dari 600 diplomat Rusia.
BfV menyebut Rusia semakin aktif merekrut warga Jerman setelah kasus pertama ditemukan pada Agustus 2023.
Dua warga negara Jerman didakwa melakukan pengkhianatan setelah menerima tawaran menjadi mata-mata Rusia.
Menurut laporan Titik Kumpul Military Euronews, keduanya menerima pembayaran €400.000 (Rp7,07 miliar) dari Rusia untuk semua pekerjaan yang mereka lakukan.
Thomas Haldenwang, kepala dinas intelijen internal Jerman, mengatakan: “Rusia bekerja keras untuk memberikan kompensasi atas pengurangan jumlah agen Rusia di Jerman oleh pemerintah Jerman.”
“Rusia melakukan pemerasan dan insentif finansial untuk memata-matai warga Jerman setelah badan intelijen Rusia terkena dampak pengusiran hampir 600 diplomat Rusia di Eropa,” katanya.
Haldenwang menambahkan, warga negara Jerman yang berisiko menjadi mata-mata Rusia termasuk orang-orang yang sering bepergian atau tinggal di Rusia, termasuk diplomat Jerman yang bertugas di negara tersebut.
“Pengeluaran agen tersebut menunjukkan bahwa dinas Rusia memiliki sumber daya keuangan yang sangat besar untuk mencapai tujuan intelijen mereka,” tambahnya dalam laporan tersebut.
“Mereka yang paling berisiko menjadi sasaran dinas keamanan Rusia adalah warga negara Jerman yang tinggal di Rusia atau sering bepergian ke Rusia, termasuk diplomat Jerman, yang dengan mudah rentan terhadap upaya pemerasan,” katanya.
NATO, aliansi militer antara negara-negara Eropa dan Amerika Serikat (AS), telah menyatakan keprihatinannya atas tindakan agen spionase Rusia, dan menyebutnya sebagai kampanye perang.