Ngeri! Begini Pengakuan Pasien Pertama Implan Chip Otak Neuralink Milik Elon Musk

VIVA Tekno – Jejaring sosial baru-baru ini diramaikan dengan kisah pasien pertama Elon Musk yang menerima implan chip otak Neuralink.

Sebuah video viral menunjukkan bagaimana seorang pria yang menerima implan chip otak mengatur hidupnya.

Berdasarkan video yang diunggah akun Instagram @balichannel pada 30 Mei 2024, pasien pertama penerima implan chip otak Neuralink, Noland Arbaugh, menceritakan pengalamannya setelah menjalani operasi eksperimental sekitar 4 bulan lalu. tepatnya pada bulan Januari 2024.

Arbaugh diketahui mengalami kelumpuhan dari bahu ke bawah setelah mengalami kecelakaan sekitar delapan tahun lalu.

Arbaugh, yang melakukan siaran langsung dengan Neuralink dalam video viral, berbagi pengalaman luar biasa setelah operasi.

Menurutnya, operasinya sangat mudah dan dia bisa meninggalkan rumah sakit keesokan harinya. Menurut pria berusia 29 tahun ini, ia harus banyak menyesuaikan diri dengan implan chip otak tersebut.

“Meski masih banyak yang harus disempurnakan, chip ini telah mengubah hidup saya,” jelas Arbaugh pada Selasa, 18 Juni 2024 seperti dikutip dari situs People.

“Saya pikir mereka (Neuralink) akan mengubah dunia,” katanya.

Tidak sampai disitu saja, Arbaugh juga menunjukkan di acaranya bagaimana dia bisa menggunakan pikirannya untuk melakukan sesuatu. Ini seperti bermain catur di komputer.

Arbaugh juga terlihat menggunakan otaknya untuk menghentikan sementara musik yang sedang diputar. Ia juga menggunakan implan chip untuk memainkan video game Civilization VI yang bisa dimainkan selama delapan jam.

“Gila, keren sekali,” seru Arbaugh.

Arbaugh mengaku senang dan bangga telah berperan dalam pengembangan teknologi ini dan berharap Neuralink dapat membantu orang lain mendapatkan kembali kemampuan berbicara, melihat, atau bergerak di masa depan.

“Saya sangat diberkati menjadi bagian dari ini (implan chip otak). Sepertinya setiap hari kita belajar sesuatu yang baru dan saya tidak bisa menggambarkan betapa menakjubkannya melakukan semuanya,” jelasnya. .

Sebagai referensi, chip otak Neuralink milik Elon Musk mendapat persetujuan untuk penelitian pada manusia dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) pada Mei 2023.  Pada bulan September, perusahaan mulai merekrut peserta untuk penelitian tersebut. Chip tersebut memiliki lusinan elektroda kecil seperti benang. Letaknya di bagian otak yang mengontrol gerakan.

Implan ini memungkinkan Arbaugh mengendalikan komputer dengan pikirannya. Sayangnya, sekitar 85 persen koneksi chip tersebut ke otaknya terputus, yang diyakini menyebabkan udara menumpuk di tengkoraknya dan pneumocephalus selama operasi.

Neuralink menanggapinya dengan mengembangkan perangkat lunak baru untuk meningkatkan konektivitas. 

Perusahaan milik Elon Musk juga mengumumkan rencana untuk menanamkan benang yang masuk lebih dalam ke otak untuk pasien kedua. 

Rencana ini telah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA). Meskipun hal ini mengharuskan Noland mempelajari cara baru dalam menggunakan kursor komputer, menurutnya cara tersebut lebih baik dari sebelumnya. Sebelum menggunakan Neuralink, seperti yang disebutkan sebelumnya, Noland mengalami kelumpuhan akibat kecelakaan renang dan mencoba berbagai perangkat yang gagal memenuhi kebutuhannya.

Pada tahun 2017, Noland berhasil memecahkan rekor dunia untuk kecepatan dan keakuratan mengendalikan kursor komputer dengan pikirannya, meskipun koneksi terputus. 

Umpan balik dari pengguna Internet

Tak disangka, unggahan video yang memperlihatkan reaksi pasien pertama terhadap implan chip otak Elon Musk menimbulkan reaksi beragam dari pengguna media sosial.

“Wah seram banget ini, makin mudah kontrol orang, blokir dari jarak jauh, orang mulai follow yang berminat,” tulis salah satu warganet.

“20 tahun lalu, VideoCall adalah sesuatu yang bisa dibayangkan. Sekarang? Bagaimana dengan teknologi 100 tahun ke depan?”

“Secanggih apapun teknologinya, pasti sakit. Kalau otaknya rusak, harus dioperasi berkali-kali. Kita harus sadar akan takdir Tuhan kita ini apa, paling tidak kematian dan usia tua” – he mengatakan. kata warganet lainnya.

“Kalau iman dan teknologi berjalan beriringan, Indonesia masih overdosis iman, sehingga mengejar teknologi seperti itu masih membutuhkan waktu 1000 tahun,” teriak yang lain.

“Penemuan yang benar-benar revolusioner,” seru yang lain.

“Mudah-mudahan ada implan yang bisa membantu penderita demensia/Alzheimer,” tulis yang lain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *