Ngerinya Virus Purba

VIVA Tekno – Betapa dahsyatnya virus zaman dahulu. Pasalnya peneliti menemukannya pada kumpulan tulang Neanderthal yang berusia lebih dari 50.000 tahun.

Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah virus tersebut berperan dalam kepunahan Neanderthal.

Sebuah tim peneliti dari Universitas Federal Sao Paulo di Brasil menyisir data pengurutan DNA mentah dari dua set sisa-sisa Neanderthal yang ditemukan di Gua Chagyrskaya di Rusia.

Dalam rangkaian mentah, mereka mencari sisa-sisa genom – seluruh informasi genetik organisme – dari tiga jenis virus DNA, yaitu adenovirus, virus herpes, dan virus papiloma.

Dari sisa-sisa genom tersebut, ketiga kelompok tersebut menemukan sebuah virus yang tampaknya merupakan virus manusia tertua yang pernah ditemukan, menggantikan virus yang ditemukan pada sisa-sisa Homo sapiens yang berusia 31.600 tahun.

Menurut penulis laporan cetak ulang yang belum ditinjau oleh rekan sejawat, hal ini menunjukkan bahwa fragmen genom virus tidak hanya dapat diidentifikasi dalam sampel arkeologi, tetapi Neanderthal mungkin telah terinfeksi virus yang sama yang menginfeksi manusia saat ini.

Misalnya, adenovirus dapat menyebabkan berbagai penyakit, mulai dari nyeri di bokong seperti pilek hingga serangan gastroenteritis akut yang parah.

Virus Epstein-Barr yang sangat umum dan dapat menyebabkan mononukleosis dan multiple sclerosis adalah virus herpes. Papillomavirus mungkin paling dikenal karena hubungannya dengan kanker serviks.

Kemungkinan Neanderthal lebih rentan terhadap ketiga virus purba tersebut beserta dampaknya, seperti dilansir situs IFL Science pada Selasa, 21 Mei 2024.

Namun ada satu batasan yang harus diperhatikan oleh para ahli paleogenetik, yaitu kontaminasi. Apa yang tampak seperti penemuan terobosan sebenarnya bisa disebabkan oleh seseorang yang lupa menutup mulutnya saat batuk, atau karena hewan yang penasaran atau lapar.

Sebab mereka membandingkan sequence virus zaman dahulu dengan sequence virus modern untuk mengetahui persamaan dan perbedaannya.

“Mungkin hal ini bisa dihindari. Secara keseluruhan, data kami menunjukkan bahwa virus-virus ini mungkin merupakan virus purba yang sebenarnya menginfeksi Neanderthal,” kata penulis studi Marcelo Briones kepada New Scientist.

Ini tidak berarti bahwa virus purba itu sendiri yang menyebabkan kepunahan Neanderthal, seperti yang penulis nyatakan dalam makalah tersebut, namun setidaknya memperkuat teori beberapa ilmuwan bahwa virus mungkin berperan.

“Untuk mendukung hipotesis mereka yang provokatif dan menarik, perlu ditunjukkan bahwa setidaknya genom virus ini dapat ditemukan pada sisa-sisa Neanderthal,” kata Briones.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *