JAKARTA – Banyak permasalahan yang ditimbulkan oleh wisatawan asing yang masih menjadi sorotan masyarakat di Bali. Baru-baru ini, pengusaha dan politisi Bali terkemuka Ni Luh Jelantik mengungkapkan, ada daerah di Bali yang mayoritas penduduknya adalah orang asing.
“Saya belum pernah ke Kota Jianyar, jadi komplek seperti itu ada satu. Tapi saya mendapat banyak saran dari masyarakat setempat. Banyak banget orang dari negara yang sama, salah satunya Rusia,” ujarnya. Acara YouTube Dede Corbusier.
Namun di satu sisi, Ni Luh Jelantik sendiri mengaku belum mengetahui aktivitas orang asing di kawasan tersebut. Melihat hal tersebut, Nie Luh meminta Departemen Imigrasi dan polisi untuk membuka kantor kecil di kawasan tersebut. Untuk mengawasi kegiatan orang asing di wilayah itu sesuai dengan peraturan terkait.
“Saya tidak tahu kalau mereka pendatang, tinggal di sana, tinggal di sana. Saat saya dengar dari media dan dari salah satu pejabat di Bali, mereka bilang, ‘Kami ingin kantor imigrasi bekerja di kantor cabang kami. “Membentuk subdivisi ibarat mendirikan subdivisi,” jelasnya.
Nor Luh Jelantik mengungkapkan perlunya pemantauan dan pelaporan keberadaan WNA di kompleks tersebut ke depannya. Laporan ini dapat menghasilkan laporan pengunjung 24 jam 1 kali di wilayah seperti DKI Jakarta ketika penghuni tempat tinggal tersebut dikunjungi oleh kerabatnya.
“Mereka sudah bisa ada di sana. Misalnya seperti saya datang ke Jakarta. Kalau saya datang untuk menginap, saya lapor, kasih KTP. Otomatis di hotel atau apartemen pasti saya dibutuhkan. RT lapor, kenapa apakah kita punya dengan orang asing jangan lakukan itu, katanya.
Anggota DPD mewakili Bali ini bahkan tak segan-segan memberi tahu orang asing yang keberatan meninggalkan Indonesia. Jika mereka menolak melakukannya.
“Kalau ada yang berani menolak, kabur saja. Tinggalkan Indonesia,” ujarnya.