Surabaya – Vaginismus merupakan suatu kondisi dimana pasien wanita tidak mampu menjalin hubungan intim. Kondisi ini ditandai dengan pengencangan otot panggul yang tidak disengaja atau disengaja sebagai akibat respons rasa takut tubuh terhadap situasi tertentu.
Profesor. PhD. PhD. 80 Mardiyan Kurniawati, SpOG., Urogin subsp. RE mengungkapkan, ada juga pasien yang sudah menikah selama 19 tahun dan belum pernah menjalin hubungan intim karena sindrom ini. Lantas, apakah kondisi ini bisa disembuhkan? Scroll untuk mengetahuinya, yuk!
“Kami mengumpulkan informasi pasien vaginismus di RSIA Merr (Surabaya). Saya melihat ada tren. Dulu pasiennya sangat pemalu. Sebelumnya, tidak ada pasien vaginismus.” paham “Ini bisa diobati,” kata guru besar berusia 80 tahun itu pada acara peresmian Pusat Uroginekologi dan MUACH (Merr Urogynecology and Aesthetics Center Healthcare) baru-baru ini yang digelar secara virtual di RSIA Merr, Surabaya.
Profesor Eighty mengungkapkan, kasus vaginismus semakin meningkat setiap tahunnya. Tak hanya dari Surabaya, tapi juga dari berbagai provinsi di Indonesia.
“Tahun 2020 hanya 5 pasien, tahun 2021 19 pasien, tahun 2022 64 pasien, tahun 2023 sebanyak 67 pasien, dan tahun 2024 hingga 28 April sekitar 10 pasien,” jelasnya.
“Pasien-pasien ini berasal dari seluruh dunia, tidak hanya Surabaya, tapi Bali, NTT, Kalimantan, dan karena informasinya, pasien tahu Mel bisa disembuhkan,” lanjutnya.
Lantas, apa saja pengobatan untuk penderita vaginismus?
“Prinsipnya kita harus memastikan kalau ada kelainan anatomi, dan kalau ada, kita perbaiki secara anatomis, dan seringkali hal ini berujung pada suami yang depresi kronis. Pernikahannya bertahan, tapi menyedihkan dan akhirnya tidak bisa memiliki. ereksi normal,” jelasnya.
“Saya sudah berkali-kali bekerja dengan teman andrologi. Jadi dia merasa sangat lelah dan sering mengalami ejakulasi dini. Begitu saya konsultasi ke dokter andrologi, saya perbaiki wanita itu dan dia bisa ejakulasi dan hamil.” banyak kasus. “Seperti itu. “
Akhirnya, dengan diagnosis dan pengobatan yang baik, salah satunya dengan penggunaan suntikan Botox pada otot vagina, pasien bisa sembuh dan bisa berhubungan seks.
“Akhirnya minggu lalu saya kedatangan pasien yang sudah sembilan tahun menikah dan sudah mencari dokter kemana-mana, dan seringkali (vagina) dianggap psikologis. Jadi, pasiennya ke dokter dan psikolog, tapi tidak. ‘tidak menyelesaikan (pengobatannya).”
“Kalaupun penyebabnya sederhana, yaitu kekakuan saraf dan otot dasar panggul. Sembilan tahun menikah membuktikan solusinya adalah pasien bisa hamil hanya dalam waktu 5 bulan,” tambah Profesor Yachi.
Di ruang diskusi yang sama, Direktur RSIA Merr, Ph.D. Dhimas Panji Chondro A, MH menambahkan, kasus uroginekologi termasuk vaginismus sebenarnya sudah ada sejak lama.
“Kasus-kasus ini sudah dialami sejak lama oleh perempuan, namun pengetahuannya baru berkembang beberapa tahun terakhir ini. Padahal, selama saya menempuh pendidikan kedokteran, saya tidak pernah berhubungan dengan konsultan uroginekologi. Teman saya adalah dokter anak, dokter mata. , dia bertanya kenapa di Urogyn Center, apa itu Urogyn? “Mereka bahkan tidak kenal dokter, apalagi dokter,” katanya.
“Oleh karena itu, menjadi tanggung jawab kita untuk menjelaskan pengetahuan ini kepada masyarakat di Surabaya dan sekitarnya agar mereka tahu ke mana harus berobat jika ada keluhan,” kata Dr Dhimas.