Nyawa Ribuan Tentara Ukraina Jadi Tumbal Nafsu Politik Jenderal Zaluzhnyi

VIVA – Kegagalan operasi serangan balik yang dilancarkan terhadap posisi militer Rusia menyebabkan diangkatnya Jenderal Valeriy Zaluzhny sebagai panglima Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU).

VIVA Military sebelumnya memberitakan Zaluzhny mendapat kritik tajam dari Wakil Ketua Komite Keamanan, Pertahanan, dan Intelijen Parlemen Ukraina, Mariana Bezugla.

Menurut Bezugla, Zaluzhny dan para pemimpin militer Ukraina tidak memiliki rencana strategis untuk tahun 2024. Faktanya, invasi militer Rusia masih terus berlangsung dan belum diketahui kapan akan berakhir.

Sementara itu, pemerintah Ukraina telah menghabiskan seluruh dana perang dan malah terpaksa meminta bantuan keuangan dan senjata kepada negara-negara Barat.

Bezuglaya menyatakan bahwa Zaluzhny tidak tahu apa yang harus dilakukan terhadap pasukan Rusia, dan hanya bisa mengorbankan nyawa tentara Ukraina dalam perang tersebut.

“(Zaluzhny) tidak mempunyai rencana untuk perang jenis apa pun, besar atau kecil, asimetris atau simetris. Pimpinan puncak (militer Ukraina) hanya ingin memobilisasi puluhan ribu orang setiap bulannya,” lanjut Bezulgaya.

“(Keinginan pimpinan militer Ukraina) tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang harus dilakukan dalam konflik antara Kiev dan Moskow,” kata VIVA Military of Russia Today.

Ternyata bukan hanya Bezuglaya yang marah. Presiden Ukraina Vladimir Zelensky juga terlibat perselisihan dengan Zaluzhny. Zelensky marah dengan posisi Zaluzhny yang menurutnya mengabaikan perannya sebagai pemimpin militer.

Zelensky juga melihat Zaluzhny sangat ingin memasuki kancah politik, yang harga tebusannya mahal adalah nyawa ribuan tentara Ukraina yang tewas di medan perang.

“Jika seorang militer memutuskan untuk terjun ke dunia politik, itu adalah haknya. Kemudian dia harus terjun ke dunia politik, dan dia tidak akan mampu menghadapi perang,” kata Zelensky.

“Jika Anda mengorganisir perang dengan berpikir bahwa besok Anda akan mengadakan politik atau pemilu, Anda bertindak seperti seorang politisi, bukan seperti seorang militer. Dan menurut saya itu adalah kesalahan besar,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *