Titik Kumpul Tekno – Peneliti stres dan psikiater Mazda Adli menjelaskan bahwa emosi, stres, dan ancaman diproses di bagian otak yang disebut amigdala. Bagian otak ini semakin aktif merespons stres, semakin besar kota tempat kita tinggal.
Artinya otak orang yang tinggal di kota besar sebenarnya sangat sensitif terhadap stres. Selain itu, ada bagian otak yang disebut “cingulate cortex”. Bagian otak ini memproses stres dan emosi, ujarnya kepada situs Deutsche Welle, Rabu, 7 Februari 2024.
Bagian otak ini bekerja lebih kuat pada orang yang tidak hanya tinggal di kota besar, tapi juga tumbuh besar di sana. Jadi otak orang yang tinggal di kota besar diprogram untuk menghadapi stres.
Namun, tidak semua warga kota itu sakit. Tubuh kita sepertinya mampu menyerap stres. Untuk menyelidiki fenomena tersebut, Mazda Adli dan timnya menggunakan magnetic resonance imaging (MRI) untuk menganalisis otak penduduk kota.
Para sukarelawan ini menghadapi situasi stres yang tidak direncanakan. Para relawan diberikan solusi permasalahan matematika.
Caranya adalah tugas ini tidak bisa diselesaikan dalam jangka waktu tertentu. Mereka pun mendapat tanggapan negatif terhadap hasil tes. Ini adalah situasi yang sangat menegangkan.
Tim peneliti kemudian mengamati lingkungan tempat para relawan tersebut tinggal. Apakah faktor ini mempengaruhi tingkat stres. Apakah mereka melihat bukti nyata bahwa kuota ruang hijau di kawasan pemukiman berperan besar terhadap seberapa aktif area otak yang mengatur emosi dan membantu menyeimbangkan stres?
“Dapat dikatakan: semakin hijau suatu kawasan pemukiman, maka semakin aktif pula area pengatur stres di otak,” kata Mazda Adli.
Lebih banyak pepohonan, dan jika terdapat taman dan ruang hijau di kawasan pemukiman, otak dapat terlindungi dari stres yang terus-menerus.
Selain itu, ini adalah tempat yang membantu melawan kesepian. Taman mengundang kontak manusia, mengajak kita mengamati dan bersantai.
Untuk itu, peneliti stres Mazda Adli menyerukan peningkatan ruang hijau yang mendorong interaksi dan komunikasi di perkotaan.
Di antara blok-blok rumah susun, seringkali terdapat ruang hijau dalam kondisi buruk dengan tanaman yang tidak menarik. Tidak ada yang mau berhenti di sini.
Karena dibangun terutama atas dasar pertimbangan ekonomi, lingkungan pemukiman seringkali tidak berperan. Perencana kota kini mempunyai tanggung jawab yang lebih besar untuk mengubah aspek ini.
Penelitian terbaru menemukan bahwa ruang hijau kecil dan indah di antara blok rumah susun perkotaan dapat mendorong interaksi sosial. Selalu ada pembicaraan singkat di lahan hijau seperti itu.
Interaksi sosial akan berjalan lebih baik ketika tetangga mengelola ruang hijau secara mandiri. Taman terbuka di daerah perkotaan kini menjadi mode dan sedang dibangun di banyak kota besar di seluruh dunia.