Padahal Manfaatnya Dunia Akhirat, Ternyata Masyarakat Indonesia Masih Jarang Pergi Umrah

JAKARTA – Sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, menunaikan ibadah umrah ke Tanah Suci Mekkah merupakan hal yang lumrah dilakukan masyarakat Indonesia. Seperti diketahui, ibadah umrah mirip dengan ibadah haji dalam Islam, namun merupakan kegiatan yang dilakukan di Mekkah, khususnya Masjidil Haram, dengan banyak ritualnya. Meskipun haji dapat dilakukan pada waktu tertentu, umrah dapat dilakukan kapan saja sepanjang tahun.

Haji umrah dilakukan tidak hanya untuk mengunjungi rumah Allah SWT, tetapi juga untuk menghapus dosa-dosa yang dilakukan di dunia. Hal ini dapat dibandingkan dengan membakar baja untuk menghilangkan karat.

Direktur Jenderal Tanur Muthmainnah Muhammad mengatakan: “Al-Qur’an dan hadis banyak berbicara tentang keutamaan ibadah umrah. Salah satunya adalah menghilangkan kemiskinan dan dosa. Misalnya, membakar api menghilangkan karat pada logam, emas dan perak.” . Reza Fahlevi dalam keterangannya kepada pers, Senin 15 Juli 2024.

Jika jamaah benar niatnya dan ketakwaan menjadi tolak ukur ibadah umroh, tentu ibadah umrah akan sia-sia. Jemaah umrah tidak boleh salat, mengutamakan akses terhadap kemewahan dan fasilitas mewah. Namun ia mengutamakan kegiatan yang berlangsung di Tanah Suci.

Reza menjelaskan: “Kami adalah Mujahidin, bukan tamu hotel dan pesawat. Keberhasilan umrah dan haji bukan karena melimpahnya sumber daya, tetapi karena semakin meningkatnya keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.”

“Alasan umrah menjadi tradisi. Hanya dijadikan kesempatan untuk memperbaiki kehidupan (menunjukkan diri). Alasan seperti itu patut diluruskan. Umrah adalah ibadah yang banyak keutamaannya untuk mencapai kesuksesan di dunia dan di dunia. Akhirat dapat dicapai dengan sepenuh hati (Doa hanya karena Allah dan hanya mengandalkan Allah saja) & Itu tiba (mencontoh Nabi)”.

Meski Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim yang besar, namun potensi pasar perjalanan umroh nampaknya masih sangat besar. Pasalnya, hanya 1 persen penduduk Muslim di Indonesia yang mengetahui cara salat.

“Hanya 0,4 persen penduduk yang mengetahui ibadah umrah. Meski jumlah penduduk muslim di Indonesia sudah mencapai 236 juta jiwa, namun ini berarti pasar perjalanan umroh di Indonesia masih sangat besar,” kata Reza.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *