Amerika Serikat – Pemerintah AS menaikkan pajak atas mobil listrik China di negaranya, sehingga membuatnya lebih mahal. Meski begitu, masih banyak anak muda yang melirik mobil asal China.
Menurut penelitian terhadap ratusan responden yang dilakukan AutoPacific, 76 persen orang Amerika yang berusia di bawah 40 tahun masih tertarik membeli mobil listrik Tiongkok.
Namun ada juga yang berpikir untuk membeli mobil listrik buatan dalam negeri. Sementara dari 800 responden berusia 18 hingga 80 tahun, 35 persen kurang tertarik membeli mobil listrik China.
Hingga Senin, 27 Mei 2024, hanya 26 persen masyarakat berusia 60 tahun ke atas yang tertarik membeli mobil listrik di negara ini, menurut Carscoops.
Menariknya, beberapa orang yang diwawancarai mengatakan mereka akan lebih bersedia membeli mobil listrik Tiongkok jika diproduksi secara lokal, sehingga persepsi terhadap AS tetap kuat dan perekonomiannya mendukung.
Salah satu kekhawatiran warga Negeri Paman Sam terhadap produk Negeri Tirai Bambu adalah terkait informasi pribadinya.
Sementara menurut studi Alex Partners bulan lalu, 58 persen konsumen di Amerika Serikat sedang mempertimbangkan untuk membeli mobil listrik China, dan merek yang mereka kenali adalah BYD, Leapmotor, dan Nieuw.
Menurut laporan Reuters, Presiden AS Joe Biden telah melakukan perubahan drastis dalam kebijakan perpajakan untuk melindungi merek-merek negaranya dari gempuran merek-merek Tiongkok agar persaingan menjadi lebih adil.
Seperti yang Anda ketahui, produk-produk China, khususnya mobil, baik tradisional maupun listrik, biasanya dijual lebih murah dibandingkan merek lain. Hal inilah yang dianggap sebagai kerugian pasar.
Joe Biden dalam pidatonya menjelaskan, tarif impor mobil listrik China telah meningkat hingga 100 persen dibandingkan sebelumnya. Dengan demikian tentunya akan terjadi penyesuaian harga jual di pasaran. Kemudian pajak kendaraan listrik baterai dinaikkan dari 7,5 menjadi 25 persen. Lalu ada kategori lain seperti pajak mineral nol hingga 25 persen, sel surya 25 persen hingga 50 persen.
Selain itu, tarif semikonduktor diperkirakan akan naik dari sebelumnya 25% menjadi 50%, dan tarif baja dan aluminium, yang semula berkisar antara nol hingga 7,5%, akan naik menjadi 25%.