Pak Prabowo, Jangan Lupa Janjinya Bikin Indonesia Produksi Mobil dan Motor Sendiri

Jakarta, 25 April 2024 – Prabowo Subianto resmi dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia periode 2024-2029 bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Saat kampanye, Prabowo pernah bermimpi agar Indonesia bisa memproduksi mobil sendiri.

Saat itu, Prabowo ingin mewujudkan industri otomotif nasional yang mandiri jika terpilih menjadi Presiden RI pada 2024. Ia berharap Indonesia mampu memproduksi kendaraan roda dua dan empat yang beragam.

Keinginan Prabowo ini tak lepas dari kesuksesan Kendaraan Taktis Maung yang diproduksi di PT Pindad yang 73 persen komponennya dalam negeri. Menurut perhitungannya, komposisi komponen tersebut bisa mencapai 90 persen pada tahun-tahun mendatang.

“Kita akan punya mobil sendiri buatan Indonesia. Sekarang Pak Jokowi yang memimpin, kita sudah jadi pionir, kita sudah produksi sendiri jeep buatan Indonesia,” kata Prabowo di Lebak, Banten, Rabu, Desember saat politikus lalu. kampanye. 6. Tahun 2023.

Tapi kalau 70 persen atau lebih bisa dikatakan buatan Indonesia. Tapi dalam dua tahun, tiga tahun, 90 persen barangnya akan menggunakan komponen yang ada di Indonesia, ”lanjutnya.

Prabowo yang saat ini menjabat Menteri Pertahanan di Kabinet Progresif Indonesia juga ingin Indonesia bisa memproduksi berbagai jenis dan model mobil. Selain itu, ia berharap ke depan Indonesia bisa menjadi pionir dalam produksi televisi, pesawat terbang, kereta api, kapal laut, dan sejumlah produk lainnya.

“Kami tidak ingin jip saja. Kami ingin sedan, pikap, truk, semuanya, sepeda motor dibuat di Indonesia, televisi, pesawat, kereta api, kapal laut,” kata Prabowo.

Maung merupakan sepeda motor 4×4 yang ditenagai mesin diesel 4 silinder berkekuatan 136 hp dan tersedia dalam dua varian untuk keperluan sehari-hari militer dan sipil. Pindad juga mengklaim Maung sedang mengembangkan varian EV atau listrik.

Sedangkan untuk mobil dalam negeri, Indonesia sudah beberapa kali memproduksi mobil sendiri dengan merek berbeda. Sayangnya mesin-mesin tersebut kurang bersaing di pasaran dan akhirnya banyak yang gulung tikar, seperti Timor dan Bimantara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *