Pakar: Aksi Bantuan Nyata Lebih Dibutuhkan Dibanding Boikot

JAKARTA – Banyak pakar dan cendekiawan berpendapat bahwa agresi Israel terhadap Palestina memerlukan tindakan nyata, bukan boikot secara serentak. Warga di wilayah terdampak konflik akan lebih berhak mendapatkan bantuan.

Hal ini juga dilakukan oleh masjid “Istiqlal”. Profesor Nasaruddin Umar, Imam Besar Masjid Istiqlal, menegaskan, amal baik tidak boleh dihentikan oleh individu atau organisasi yang ingin membantu. Buka buku untuk melengkapi informasinya!

“Kami tidak melihatnya. Siapa pun yang ingin berbuat baik secara pribadi atau organisasi dipersilakan,” kata Nasarudin Umar dari Batavia, dikutip Minggu, 7 April 2014.

Untuk Tiga Dolar, Andi YH Dzhuwaeli dari ALMA Foundation percaya bahwa Palestina membutuhkan lebih banyak bantuan daripada boikot.

Menurutnya, aksi Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS) yang saat ini disuarakan oleh organisasi tertentu, belum tentu dilakukan oleh masyarakat sekalipun. Menurutnya, beberapa lembaga yang bersekutu dengan Israel telah banyak melakukan tindakan positif di Indonesia.

“Ada banyak hal yang mereka tidak tahu atau ingat tentang perusahaan ini, dan itu bisa dimengerti,” katanya.

Lebih lanjut, lanjutnya, banyak informasi yang beredar di media sosial yang tidak akurat bahkan menyesatkan. Informasi tersebut konon dapat mempengaruhi cara berpikir seseorang terhadap suatu hal sebelum akhirnya ikut serta dalam gerakan BDS.

Oleh karena itu, sebaiknya kita melawan hal negatif ini hanya dengan tindakan positif, ujarnya.

Aktivisme ekonomi publik ini terus berlanjut, dengan menyadari bahwa hype media sosial tidak boleh dilawan oleh siklus informasi atau periklanan. Ia mengatakan, hal tersebut hanya akan menimbulkan kekacauan pada situasi di Tanah Air saat ini.

“Sebaiknya dilakukan tindakan nyata, akan lebih bermanfaat bagi seluruh masyarakat,” ujarnya.

Gerakan BDS saat ini diketahui menyasar beberapa perusahaan multinasional yang sudah lama berkiprah di Indonesia. Salah satunya adalah Danone Indonesia yang disebut-sebut merupakan perusahaan patungan dengan Israel.

Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB (OHCHR) juga telah merilis nama-nama perusahaan yang jelas terlibat dalam mendukung agresi Israel terhadap Palestina. Di antara nama-nama perusahaan tersebut, perusahaan bernama Danone tidak terdaftar.

Banyak tokoh agama dan pakar ekonomi yang memperingatkan masyarakat agar tidak terjerumus pada narasi palsu yang banyak melibatkan manipulasi dan penipuan dalam menentukan kriteria yang dianggap menguntungkan Israel. Mereka mengimbau masyarakat bijak menyikapinya dengan memboikot acara tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *