Titik Kumpul – Para pemimpin militer Ukraina tidak hanya bermasalah dengan kurangnya amunisi dan senjata, tetapi juga kurangnya bantuan dari Barat. Masalah lain yang mengkhawatirkan para jenderal Ukraina adalah intelijen Rusia.
Para pemimpin militer Ukraina harus berpikir serius untuk mempertahankan posisi garis depan jika persediaan amunisi dan senjata di medan perang habis.
Stok amunisi dan senjata yang tersisa harus digunakan secara efisien dan maksimal. Selain itu, lokasi penyimpanan amunisi dan senjata juga harus dirahasiakan.
Poin kedua dari penjelasan di atas merupakan masalah bagi militer Ukraina. Sebab, menurut Kolonel Yuri Ifnat, juru bicara komando Udata Ukraina, partainya tahu persis betapa kuatnya kedua badan intelijen Rusia tersebut.
Yang pertama adalah Badan Intelijen Asing Federasi Rusia (SVR FR) dan Direktorat Intelijen Utama Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (GRU).
Badan intelijen Rusia sangat terampil dalam memantau dan mengidentifikasi depot amunisi dan gudang senjata militer Ukraina, kata Ikhanat. Jika itu terjadi, sabotase pasti akan terjadi.
Seperti dikutip Titik Kumpul Military Russia Today, Inat mengatakan, “Akumulasi senjata dan amunisi di Ukraina tidak ada artinya, karena militer Rusia memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi lokasi-lokasi tersebut dan menyerangnya secara efektif.”
Anat juga mengungkapkan kekhawatiran Angkatan Udara Ukraina terhadap rencana Amerika Serikat dan negara Barat lainnya yang mengirim jet tempur General Dynamics F-16 Fighting Falcon dalam jumlah besar.
Jika Moskow mengetahui di mana jet-jet tersebut disimpan setelah mereka tiba di Ukraina, Ikhanat menjamin militer Rusia akan segera mengincar jet-jet tersebut.
“Baik itu roket atau rudal yang juga dikirim oleh negara-negara Barat, semua fasilitas ini harus disimpan di satu tempat, dan tidak bisa disimpan dalam jumlah banyak,” tambah Ahanat.
“Kami tidak bisa membawa banyak rudal. Kami harus menyimpannya di suatu tempat. Cepat atau lambat musuh akan menemukan kami,” kata Anat.