Titik Kumpul – Donald Trump belakangan ini mengejutkan banyak orang di berbagai belahan dunia. Tak bisa dibedakan dengan pemberitaan bahwa ia sengaja ditembak saat berkampanye di Pennsylvania.
Imbas dari hebohnya insiden penembakan yang melibatkan Donald Trump, nampaknya banyak dukungan terhadap calon presiden AS tersebut. Seperti terlihat pada postingan viral di bawah ini yang dibagikan oleh akun Instagram @whichis.seactual.
Penggemar di Konvensi Nasional Partai Republik yang mengenakan headphone palsu diposting. Mereka terlihat membuat ‘topi palsu’ versi mereka sendiri.
Beberapa orang sengaja menggunakan perban atau perban asli. Ada juga pembuat kertas tisu atau kertas putih yang dilipat persegi dan dimasukkan ke dalam topi.
Seperti Perwakilan Partai Republik Joe Neglia dari Arizona yang menggunakan amplop putih. Ia mengaku tiba-tiba mendapat ide di dalam bus dalam perjalanan menuju arena.
“Ini tren fesyen terkini dan saya akan terus memakainya. Pasti diikuti orang di seluruh dunia,” kata Joe kepada CBS, Jumat, seperti dikutip Titik Kumpul.co.id.
Langkah yang kini menjadi tren pasca penembakan di Butler, Pennsylvania, yang dilakukan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump, dilakukan untuk mendukung calon presiden AS Donald Trump.
Seperti kita ketahui, sebelumnya beredar video yang memperlihatkan Donald Trump mengangkat tangan kanannya ke telinga usai terkena peluru.
Trump selamat saat itu dan tidak terluka parah, namun pria bersenjata itu melukai salah satu telinganya dan harus dibalut.
Reaksi pengguna internet
Viral aksi pendukung Donald Trump ini mengundang reaksi netizen di media sosial.
“Hei, larinya nggak apa-apa, ada bensinnya, ada perban palsunya. Itu hanya tipuan, itu hanya kampanye Partai Demokrat,” tulis warganet.
“Aku melihat Trump mengawasi Trump sepulang sekolah,” sahut yang lain. “Pasti ada rasa syukur dari pihak Trump karena kejadian kemarin membuat namanya semakin besar,” sahut yang lain.
“Joe Biden tiba-tiba sakit dan status X adalah ‘Aku sakit’,” seru yang lain.
“Pendukung kedua kandidat Amerika panik.