Pasien Jantung di RS Bertambah Setiap Tahun, Ini Jenis Penyakitnya yang Wajib Diwaspadai

DEPOK, VIVA – Penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian utama di Indonesia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan pada tahun 2021 bahwa penyakit jantung menyebabkan 17,8 juta kematian setiap tahunnya.

Kementerian Kesehatan RI juga merilis data pada tahun 2023 yang mencatat 650 ribu kematian setiap tahunnya, atau satu dari tiga kematian di seluruh dunia. Angka ini menekankan pentingnya tindakan preventif dan terapeutik untuk mengurangi dampak penyakit jantung terhadap kesehatan masyarakat. Gulir untuk informasi lebih lanjut!

Setiap tahunnya, terlihat jumlah pasien jantung rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit terus meningkat. Hal ini menjadi bukti bahwa permasalahan penyakit jantung masih tinggi di Indonesia dan kesadaran semakin meningkat seiring semakin banyaknya masyarakat yang datang untuk melakukan pemeriksaan dini.

“Setiap tahun meningkat rata-rata 30 persen. Hampir semua rawat jalan, rawat inap, dan IGD,” kata Direktur RS Siloam Heart Diagram dr Hoyi Siantoresmi, MARS, di sela-sela Festival Jantung (Kesehatan, Pendidikan dan Seni), Sinere, Depok, Sabtu 28 September 2024.

Jumlah pasien semakin bertambah karena berbagai keluhan. Namun, sejauh ini gangguan jantung terbanyak yang dialami masyarakat dari berbagai kelompok umur tercatat di rumah sakit jantung.

Selain serangan jantung, ada juga masalah sindrom metabolik yang masih erat kaitannya dengan penyakit jantung seperti diabetes dan darah tinggi.

“Serangan jantung juga meningkat. Penderita sindrom metabolik seperti diabetes dan tekanan darah tinggi juga meningkat. Pasien juga sering mengeluh tidak mendapat tempat di ruang tunggu yang biasanya berkapasitas 100 kursi, kini menjadi 100 kursi. 150 kursi,” jelasnya. Selesai

Mengingat jumlah pasien jantung yang terus meningkat, ketersediaan dokter di rumah sakit yang siap merawat pasien 24 jam sehari merupakan kebutuhan terpenting. Sebab, tidak ada yang tahu kapan seseorang akan terkena serangan jantung mendadak. Oleh karena itu, kebutuhan akan dokter spesialis jantung perlu dipertimbangkan untuk mengatasi tingginya angka kematian akibat serangan jantung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *