Titik Kumpul – Pada 7 Oktober 2023, 13 pasukan khusus Israel dikerahkan di garis depan saat militer Israel melancarkan Operasi Pedang Besi menyusul serangan besar-besaran yang dilakukan militan Hamas Palestina.
Diketahui, unit khusus tersebut diambil dari satuan tempur Brigade 512 Komando Selatan Pasukan Pertahanan Israel, Batalyon Caracal.
Dipimpin Letkol Atau Ben-Yehuda, tim berjuluk “Singa” itu bertugas membebaskan kibbutz yang dikuasai kelompok Palestina Hamas.
Meski seluruhnya diisi oleh tentara wanita Israel, para prajurit tersebut disebut-sebut berhasil mengatasi situasi. Ben-Yehuda dan rekan-rekannya bahkan mengklaim telah membunuh sekitar 100 tentara Hamas.
Sebelum membebaskan pemukiman tersebut, Ben-Yehuda dan 12 rekannya menuju ke selatan menuju perbatasan Mesir, yang juga menjadi sasaran serangan besar.
Ben-Yehuda dan anak buahnya terjebak dalam hujan roket yang ditembakkan tentara Hamas. Saat itu, paramiliter Palestina diketahui menerobos pagar perbatasan dan bergerak menuju wilayah Shlomit dan Bnei Netzer.
Rekan Ben-Yehuda dibunuh oleh tentara Hamas di pangkalan militer Sufa. Sesaat sebelum kematiannya, dia mengirim pesan ke Ben-Yehuda tentang serangan terhadap markasnya.
“Ada beberapa teroris di sini. Mereka bersenjata lengkap,” kata Ben-Yehuda, mengungkapkan pesan dari rekannya yang meninggal, menurut Titik Kumpul Military dari Daily Mail.
Mendengar kematian suaminya, tentara Ben-Yehuda murka dan langsung bergerak membalas penyerangan tersebut.
“Kami akan menghancurkan teroris. Hati-hati memasuki Israel dan menyebarkannya. Kami bisa menyeberang jalan, kami tim yang kuat,” lanjut Ben-Yehuda.
Sesampainya di pangkalan Sufa, Ben-Yehuda dan anak buahnya menemukan bahwa pasukan Hamas Palestina telah menguasai pangkalan militer Israel. Para prajurit yang dipimpin oleh Mohammad Deif alias Ben-Yehuda menyandera lebih dari 50 tentara Israel.