Paul Alexander, Pria dalam Paru-paru Besi Meninggal Dunia

Titik Kumpul Lifestyle – Kabar duka datang dari penyintas polio Paul Alexander yang dijuluki ‘Pria Berparu Besi’. Ia dinyatakan meninggal pada usia 78 tahun.

Pada tahun 1952, pada usia 6 tahun, Paul Alexander terjangkit polio. Akibatnya, Paul mengalami kelumpuhan dari leher ke bawah. Penyakit ini juga membuatnya tidak dapat bernapas sendiri, sehingga dokter menempatkannya di dalam silinder logam, tempat ia menghabiskan sisa hidupnya.

Meski dengan keterbatasan tersebut, Paul Alexander membuktikan bahwa ia bisa mendapatkan penghidupan layak seperti orang lain. Paul bahkan memperoleh gelar sarjana hukum dan berpraktek hukum dan bahkan menerbitkan sebuah memoar.

Paul Alexander, manusia paru-paru besi, meninggal kemarin, demikian dilansir BBC News pada Kamis, 14 Maret 2024.

“Paul saat ini sedang belajar untuk menjadi pengacara dan menjadi penulis terbitan. Paul adalah panutan yang luar biasa,” lanjutnya.

Adik laki-lakinya, Philip Alexander, mengenang Paul sebagai sosok yang ramah dan hangat dengan senyuman yang langsung membuatnya nyaman.

“Dia adalah saudara biasa bagiku. Kami berjuang bersama, kami bermain bersama, kami saling mencintai, kami mengadakan pesta bersama, kami pergi ke konser bersama. dia hanya seorang saudara biasa dan saya tidak pernah memikirkan hal itu,” katanya kepada BBC. .

Philip mengatakan dia mengagumi kemandirian Paul sepanjang hidupnya, bahkan ketika dia menderita penyakit yang menghalanginya melakukan tugas sehari-hari seperti makan dan mandi.

“Dia adalah pemilik domainnya dan membantu orang-orang untuk membantunya,” tambah Philip.

Kesehatan Paul memburuk selama beberapa minggu terakhir, mendorong saudara-saudaranya berkumpul dan makan es krim bersama Paul.

FYI, ketika Paul jatuh sakit pada tahun 1952, dokter di kampung halamannya di Dallas melakukan operasi yang menyelamatkan nyawanya. Namun akibat poliomielitis, tubuhnya tidak mampu lagi bernapas sendiri.

Solusi dari masalah ini adalah dengan menempatkannya di paru-paru besi, sebuah silinder logam yang melilit tubuh Paul hingga lehernya.

Paru-paru, yang disebutnya “kuda besi tua”, memungkinkan Paul bernapas. Alat penghembus menarik udara dari silinder, menyebabkan paru-paru mengembang dan menarik udara. Ketika udara dimasukkan kembali, proses sebaliknya menyebabkan paru-paru berkontraksi.

Bertahun-tahun kemudian, Paul Alexander akhirnya belajar bernapas sendiri sehingga ia bisa keluar dari paru-parunya untuk waktu yang singkat.

Seperti kebanyakan penyintas polio yang dipasangi paru-paru besi, ia diperkirakan tidak akan berumur panjang. Namun Paul masih hidup beberapa dekade setelah ditemukannya vaksin polio pada tahun 1950an dan pemberantasan penyakit tersebut dari negara-negara Barat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *