PB IDI Kecam Pejabat yang Pukul Dokter di Papua, Minta Pelaku Ditindak Keras

Titik Kumpul, Papua – Kekerasan yang dialami dr Yordan Sumomba yang bekerja di RSUD Kobak Malukas Nembe, Provinsi Mamboramo Tengah, Dataran Tinggi Papua, mendapat kecaman dari Ikatan Dokter Indonesia (PB). Komite Eksekutif.

Menurut Ketua PB IDI DR Dr Moh. Adib Khumaidi, SpOT, PB IDI yang bekerja sama dengan IDI Cabang Jayawijaya untuk menangani penganiayaan yang dialami Dr. Jordan masih memperhatikan proses pengadilan atas kasus ini. PB IDI meminta aparat kepolisian dan kepolisian mengambil tindakan tegas dan mengadili pelaku sesuai kondisi yang ada. Gulir untuk detail selengkapnya!

“Kami berharap seluruh dokter dan tenaga kesehatan di Mamburamo Tengah dan seluruh Papua dapat menjamin keselamatan dan kenyamanannya dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di wilayah tersebut. PB IDI juga mengucapkan terima kasih atas pelayanan yang diberikan. Oleh rekan-rekan” Wilayah Papua khususnya dokter-dokter di Pegunungan Papua, IDI Cabang Jayawijaya dan seluruh anggotanya, saat ini berjumlah 118 orang yang tersebar di 7 kabupaten di Pegunungan Papua,” kata dr Adib dalam keterangannya, Senin, 11 November 2024.

Berdasarkan laporan tepat waktu dari IDI Cabang Jayawijaya, pada Selasa, 5 November 2024, sekitar pukul 13.35, tersangka masuk ke apotek RSUD Lukas Enembe dan berteriak, “Kami parasetamol ya?” tahu siapa aku?

Pelaku kemudian masuk ke dalam kamar korban (dokter), mengambil kursi dan melemparkannya ke arah korban, namun tidak mengenai korban. Kemudian ia mengambil balok kayu berukuran 5×5 dan memukul bagian wajah dan punggung pasien yang terluka. Turut diserang oleh terduga pelaku.

Belakangan, para penyerang keluar dan menghancurkan sekat rumah kayu tersebut. Tersangka mengambil batu dan melemparkannya ke jendela Rumah Sakit Lucas Ennebe. Pelaku segera meninggalkan RSUD Lucas Ennebe dan pergi.

Akibatnya, korban mengalami banyak luka di pipi kanan, hidung, wajah, serta lebam parah di punggung. Namun karena lukanya yang parah, korban sudah dievakuasi dan mendapat perawatan di RS Wahidin Sudirohu Sodo Makassar.

PB IDI berharap penganiayaan yang dialami dr. Yorden akan menjadi kasus terakhir dan mudah-mudahan tidak terjadi lagi. Asuransi keselamatan khusus, asuransi keselamatan dan insentif kesehatan bagi dokter dan dokter spesialis di wilayah Papua hendaknya menarik perhatian Presiden RI, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kesehatan, Kementerian PAN-ERB, Kementerian Pembangunan Manusia dan Perencanaan Kebudayaan, dan pemerintah daerah.

Ia mengatakan: “Permasalahan di Papua bukan hanya masalah geografis saja, tetapi juga masalah keamanan, kesenjangan ekonomi, kurangnya obat-obatan, peralatan medis, infrastruktur, dan masalah lainnya yang memerlukan kolaborasi dan kerja sama.”

Dokter umum dan dokter spesialis di Papua dilaporkan sering menghadapi situasi konflik yang berujung pada kekerasan fisik dan verbal.

“Jumlah dokter umum dan spesialis yang bersedia bekerja di Papua dan dataran tinggi Papua setiap tahunnya semakin sedikit karena konflik dan kurangnya keamanan. Selain itu, insentif yang mereka terima tidak konsisten. Harganya tinggi. Hal ini terutama terjadi di Papua, khususnya di wilayah Papua. pegunungan,” kata Dr. Lorena.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *