Jakarta, Titik Kumpul – Kendaraan listrik bisa dikatakan masih tergolong baru di pasar mobil Indonesia. Belum banyak masyarakat yang mulai beralih menggunakan mobil listrik.
Namun, tampaknya kendaraan listrik mulai memasuki pasar mobil bekas. Sayangnya pembeli tidak mendapat respon positif terhadap kendaraan bekas tersebut.
Beberapa pedagang mobil bekas di showroom mobil WTC Mangga Dua pun mengaku menjual kendaraan listrik bukanlah hal yang mudah.
“Kalau mobil listrik ya, kami tidak mau beli atau jual. Saya sudah menyerah,” kata Abdul Muis, mantan dealer mobil di showroom GCR Auto di WTC Mangga Dua.
Menurut Abdul, hal ini dikarenakan mobil listrik bekas sudah tidak lagi diminati.
“(Mobil listrik) sudah tidak diminati lagi, sudah tidak ada lagi yang suka,” ujarnya.
Faktor meningkatnya jumlah mobil listrik baru yang semakin diminati adalah karena pasar mobil listrik bekas yang kurang laris.
“Saat ini banyak yang baru rilis (mobil listrik) terus-menerus, jadi yang lama tertinggal. Dan sekarang harga mobil baru sudah turun, bagaimana dengan yang bekas, saya bingung harganya,” kata Abdul.
Selain itu, Abdul mengakui peminat mobil listrik bekas cukup besar. Namun, hal itu tidak berlangsung lama.
“Sibuk, tahun lalu memang pembelinya. Tapi tahun ini tidak begitu banyak,” jelasnya.
Hal serupa juga diungkapkan Peter, mantan penjual mobil di showroom Lapak Mobil di WTC Mangga Dua.
“Tahun lalu mobil listrik sempat populer, tapi tahun ini sepertinya tidak ada peminatnya karena selalu banyak model baru,” ujarnya.
Peter pun mencontohkan mobil bekas Hyundai Ioniq 5 yang dijualnya mungkin lebih murah dibandingkan produk baru seperti pabrikan mobil listrik baru, BYD (Build Your Dreams).
“Kalau kita jual mobil listrik Hyundai Ioniq 5 misalnya, kalau kita bandingkan dengan BYD, kita kalah harganya. Sekarang saya tidak berani stok Ioniq 5 sebentar,” kata Peter.
“Penjualan mobil listrik bekas pada dasarnya lambat,” ujarnya.