JAKARTA, Titik Kumpul – Berbagi perjalanan kesehatan pribadi Anda secara terbuka dengan akses ke sumber daya tepercaya adalah bagian dari komitmen TikTok dalam membangun komunitas yang suportif.
Untuk mewujudkan komitmen tersebut, TikTok bekerja sama dengan WHO Indonesia, dan didukung oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI (Kemen PPPA), memperkenalkan Program Kesehatan Mental bersama WHO Indonesia, sebuah program untuk meningkatkan kesadaran kesehatan mental. Upaya dan Literasi di Indonesia pada bulan November 2024 hingga April 2025.
Program ini merupakan kelanjutan dari kemitraan TikTok dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang diumumkan pada September lalu, yang mencakup pembuatan konten yang kredibel dan memerangi misinformasi melalui jaringan Fides, profesional kesehatan tepercaya, dan kreator dari berbagai latar belakang.
Berdasarkan data Survei Kesehatan Jiwa Remaja Nasional Indonesia (I-NAMHS) tahun 2022, satu (1) dari tiga (3) remaja (34,9%) atau sekitar 15,5 juta remaja mengalami gangguan kesehatan jiwa, namun hanya 2,6%. berada dalam jangkauan mental. Fasilitas kesehatan atau konseling.
Hal ini menunjukkan bahwa kita perlu melakukan upaya bersama untuk lebih sadar akan kesehatan mental, bagi diri kita sendiri, keluarga kita, dan orang-orang di sekitar kita. Yuk lanjutkan scroll artikel lengkapnya di bawah ini.
“Kesehatan mental merupakan permasalahan serius yang perlu mendapat perhatian khusus. “Untuk itu peran keluarga dalam menciptakan kondisi tumbuh kembang anak yang sehat jiwa dan lingkungan yang sehat sangatlah penting,” kata Veronica Tan, Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia. . .
“Untuk melindungi kesehatan mental anak dan remaja, Kementerian PPPA memiliki Layanan Puspaga (Pusat Pelatihan Keluarga) yang saat ini berjumlah 301 di Indonesia dan layanan psikososial sangat diharapkan dan digalakkan,” lanjutnya.
“Kami mengapresiasi TikTok sebagai platform populer di kalangan anak muda yang banyak memperhatikan program ini,” jelasnya.
Program Kesehatan Mental TikTok bersama WHO di Indonesia berharap dapat meningkatkan akses kesehatan mental dan nasihat terpercaya bagi masyarakat di Indonesia.
Oleh karena itu, program ini mencakup pembuatan konten dari pembuat konten lokal di jaringan Fides untuk menerjemahkan penelitian ilmiah yang kompleks menjadi konten video yang mudah dipahami tentang berbagai topik di bidang kesehatan.
Pendekatan ini sejalan dengan data riset YouGov yang bekerja sama dengan TikTok pada tahun 2022, dimana sekitar 77% responden di Indonesia merasa nyaman membicarakan kesehatan mental.
Lebih dari setengahnya memilih untuk memberi tahu anggota keluarga lainnya, dan 52% memberi tahu profesional seperti psikolog, sementara 40% meminta bantuan dan nasihat dari teman dekat mengenai kesehatan mental.
Banyak kreator Indonesia di bidang kesehatan yang tergabung dalam jaringan Fidesz yang ikut serta dalam acara tersebut, antara lain Farhan Zubaidi, Santi Yuliani, Lucky Yogasatriya dan masih banyak kreator lainnya yang juga berprofesi sebagai tenaga kesehatan.
Program ini juga mencakup Into the Light Indonesia, sebuah organisasi nirlaba yang bertujuan untuk mempromosikan informasi kesehatan mental yang terbukti secara ilmiah dan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kesehatan mental di Indonesia.
Sebagai bagian dari upaya bersama, TikTok dan WHO akan memberikan akses terhadap program pelatihan dan sumber daya kepada pembuat video pendek terpilih, Mindful Makers, untuk dengan cepat menyebarkan konten dan informasi kesehatan mental yang kredibel di platform TikTok. Clarin Hayes, Misia Salva, Halimah, Eva Alicia, Indah SJ, MPC, Vivi Fozia. Sementara itu, di TikTok LIVE, Dr. Agus Prasetio atau umumnya Dr. Pras yang aktif mengedukasi komunitas TikTok tentang informasi kesehatan.
“Sebagai sebuah platform, kami ingin terus meningkatkan kesadaran mengenai kesehatan mental. Program Kesehatan Mental TikTok bersama WHO di Indonesia membantu kami melakukan hal tersebut,” ujar Marchiella Pandji, Public Policy and Government Relations TikTok Indonesia.
“Keterlibatan para kreator dalam Feeds dan Mindful Makers Network, serta dukungan dari pemerintah dan organisasi nirlaba Into the Light, melengkapi upaya kolektif kami untuk menciptakan lingkungan yang memaksimalkan perbincangan tentang kesehatan mental dengan regulasi yang tepercaya. Informasi lebih lanjut didukung, ” lanjutnya.
“Kami percaya bahwa pendekatan kolaboratif antara platform digital, pemerintah, pencipta, dan organisasi nirlaba adalah penting karena kompleksitas masalah kesehatan mental tidak dapat ditangani oleh satu pihak saja,” ujarnya.
Dr. Momoy Takeuchi, Wakil Perwakilan WHO untuk Indonesia, juga menyatakan dukungannya terhadap program tersebut.
“Jaringan Fides WHO adalah sumber daya berharga untuk mempromosikan informasi kesehatan mental yang dapat diandalkan di platform media sosial, termasuk TikTok. Kami berharap program ini akan mendorong generasi muda untuk mendiskusikan kesehatan mental dan mencari dukungan, yang secara tidak langsung berkontribusi pada kesehatan yang lebih baik.” Masa depan,” jelasnya.
TikTok berkomitmen untuk mendukung kesehatan mental dan kesejahteraan komunitas baik di platform maupun di kehidupan nyata. Kami mendorong semua orang untuk lebih memahami dan mempromosikan #MentalHealthAwareness sehingga kita bisa menjadi lebih baik bersama-sama.
Bersama para ahli, mitra dan organisasi lain seperti Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI), Yayasan Pulih, Yayasan SEJIWA dan Bully.id, kami menyediakan akses terhadap sumber daya kesejahteraan sekaligus menyediakan sumber daya yang dapat diandalkan. Mari berbagi informasi seperti pusat kesehatan digital, panduan kesehatan, dan terus membangun komunitas online yang mendukung.