Pemain Naturalisasi dan Pelatih Timnas Basket Boleh Gabung Klub di IBL

VIVA – PP Perbasi Pelatih timnas basket Indonesia diberi kebebasan menentukan masa depannya setelah kontraknya di badan timnas berakhir.

Apakah ia memutuskan untuk melanjutkan kariernya di klub IBL atau di luar negeri, itu terserah individu masing-masing.

Kontrak mereka dengan Berbasi untuk Piala Dunia FIBA. Setelah semuanya selesai, kontrak mereka juga habis. Untuk mengembangkan profesi kepelatihan, kami terpanggil untuk menentukan masa depan, jelas BB Berbasi Kitum Danny Kosasi.

Saat menghadapi Piala Dunia FIBA ​​2023, Berbasi mengontrak Miloš Pejic sebagai pelatih kepala. Ia melanjutkan tongkat yang ditinggalkan Rajko Toroman.

Dua asisten membantu Miloš dalam pekerjaannya. Pelatih Wahyu Widiyat Gatti dan pelatih Johannes Wenar. 

Kini Pelatih Johannes Wenar atau lebih dikenal dengan Pelatih Ahang telah tiba di Pelita Gata. Sementara itu, pelatih Wahyu Widayat Jati atau yang akrab disapa Cacing bekerja sama dengan RANS Simba Basketball.

“Untuk masa depan timnas, itu yang akan ditentukan oleh Berbasi nanti. Proses integrasi internal harus kita lakukan guna menentukan arah perkembangan tim basket ke depan,” jelas Danny.

Danny pun mengaku telah melonggarkan aturan bagi pemain naturalisasi melalui jalur PERBASI. Aturan aslinya, pemain naturalisasi lewat jalur Berbasse hanya diperuntukkan bagi timnas. 

Mereka dinaturalisasi untuk kepentingan negara. Aturan ini berarti mereka tidak diperbolehkan bermain untuk klub lokal. 

Mereka boleh bermain di klub, tapi harus bepergian ke luar negeri. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para pemain dengan harapan tim bola basket semakin bertalenta. 

Aturan ini kemudian menyebabkan pemain naturalisasi berlomba-lomba bermain di klub luar negeri seperti Lester Prosper, Marquis Bolden yang masuk NBA, dan Anthony Benn.

Kini kebijakan tersebut telah berubah. PERBASI memberikan ruang bagi pemain naturalisasi melalui jalur PERBASI untuk digunakan oleh klub lokal di IBL.

“Kebijakan ini bertujuan untuk memudahkan koordinasi antara badan timnas dengan pemain terdampak. Kami berharap dengan adanya kebijakan ini, ketika timnas membutuhkan pemain bisa segera bergabung,” jelas Danny.

Ia melanjutkan: “Kami juga belajar dari kebijakan sebelumnya bahwa ketika pemain bermain di kompetisi luar negeri, tidak mudah untuk mengundang mereka ke tim nasional sesuai jadwal karena mereka berkomitmen pada aturan dan aktivitas klubnya.”

Danny pun yakin kemampuan pemain akan semakin berkembang jika bergabung dengan klub lokal. Kemampuan pemain akan meningkat pesat seiring dengan semakin kompetitifnya kompetisi IBL

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *