Titik Kumpul – Sesuatu yang sangat aneh terjadi di langit di atas kota Malang, Jawa Timur. Dalam beberapa hari terakhir, beberapa tentara berseragam hitam kerap terlihat terbang tinggi di udara.
Berbeda dengan lompatan parasut konvensional, tentara melompat pada ketinggian lebih dari 1.000 kaki. Dari permukaan tanah, tampak seperti titik putih kecil di langit.
Jadi siapakah prajurit-prajurit ini?
Ternyata mereka adalah prajurit Tentara Nasional Indonesia, namun bukan sekedar prajurit biasa. Mereka merupakan pasukan khusus dari Kopasgat TNI AU (Komando Pasukan Aksi Cepat).
Berdasarkan pengumuman resmi Kopasgat yang dilansir Titik Kumpul Prajurit pada Jumat, 23 Agustus 2024, pada pemindahan tersebut, Kopasgat tidak mengenakan seragam kamuflase standar TNI. Sebab, mereka melakukan parasut rahasia untuk menyusup ke posisi musuh secara diam-diam, cepat dan akurat.
Untuk penerbangan kali ini Corpus Gat menggunakan teknik High Altitude High Open (HAHO), sehingga prajurit lepas landas dari Lanud Abdulrahman Saleh menggunakan pesawat Hercules C130 milik TNI AU ke-32 dan kemudian mendarat di Landing di ketinggian 15.000 kaki.
Tanpa ragu, Corpusgard mengirimkan tiga unit untuk mengeksekusi teknik HAHO ini. Para prajurit tersebut tergabung dalam Peleton 1 Korps Pengendali Tempur (Dalpur) di Matra dan dipimpin oleh Komandan Letkol Pas Riwan Suiyono.
Kemudian datanglah prajurit Denmatra 2 Kopasgat yang juga dikomandoi langsung Letkol Pas Adhi Prayogo. Berikutnya adalah Satuan Rahasia Satbravo 90 Kopasgat yang dipimpin Komandan Satuan Letnan Paz Ilham Vardy.
Selain mengenakan seragam hitam, seluruh awak pesawat juga mengenakan masker oksigen, perlengkapan tempur, dan peralatan komunikasi modern saat terbang di ketinggian 15.000 kaki.
“Para prajurit ini dapat memasuki wilayah sasaran secara diam-diam dan cepat tanpa terdeteksi oleh musuh. Skenario pelatihan ini dilakukan dalam rangka Latihan Augmentasi Tim Ketinggian Tinggi (HAHO) Ghat High Altitude Angkatan Udara pada kuartal ketiga tahun 2024,” kata pertemuan itu. Diadakan di Lanud Abdulrahman Saleh Malang,” tulis Corpasgat.
Lakukan pelatihan terbang HAHO selama tiga minggu berturut-turut. Penerbangan tidak hanya terjadi pada siang hari, tetapi juga pada malam hari. Alhamdulillah, semua prosedur pelatihan berjalan dengan baik,
“Tujuan dari latihan stabilisasi ini adalah untuk memastikan bahwa pasukan terjun payung memiliki kemampuan untuk melakukan semua prosedur terjun payung dengan benar menggunakan peralatan tempur, peralatan navigasi dan komunikasi, sehingga secara efektif mencapai profesionalisme dalam pelaksanaan misi tempur dan pelatihan,” tulis Kopasgat.
Baca: Dipindahkan ke Scorpion Raiders, 33 Prajurit Tertinggi Satuan TNI Kostrad Pandawa Tertunduk Sedih