Penanganan Stunting di Indonesia Tidak Bisa Dilakukan Sendirian

Titik Kumpul – Indonesia saat ini memiliki target penurunan jumlah kasus penghentian operasi hingga 14 persen. Saat ini, Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah kasus stagnasi tertinggi yakni mencapai 30,8 persen.

Perjuangan melawan stagnasi di Indonesia tidak dapat dilakukan sendiri, namun harus dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai hasil yang maksimal. Selain pemerintah, pihak swasta juga turut mengurangi jumlah kasus downtime.

Stefanus Indrayana, Kepala Divisi Komunikasi Korporat PT Indofood Sukses Makmur Tbk, menjelaskan Indonesia merupakan salah satu negara yang turut serta dalam mengatasi gizi buruk di dunia.

“Partisipasi Indonesia di kancah internasional telah membantu mengatasi gizi buruk bersama dengan negara lain sejak tahun 2012,” jelas Indrayana pada konferensi pendidikan yang diselenggarakan oleh Cempaka Education Club, Universitas Yarsi dan Indofood di kampus Yarsi di pusat kota Jakarta. Rabu, 17 Januari 2024.

Demikian pula dengan sektor swasta, Indofood melakukan upaya untuk mengatasi malnutrisi, termasuk makan berlebihan, defisiensi nutrisi, dan defisiensi mikronutrien. Upaya untuk mengatasinya adalah dengan memperbanyak konsumsi makanan bergizi, untuk memenuhi kebutuhan gizi, jelasnya.

Ia mencontohkan, produk pangan seperti tepung terigu, minyak, dan mie telah difortifikasi nutrisi untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat.

Tepung terigu yang diperkaya, yang telah ditambahkan beberapa mineral dan vitamin tertentu yang diperlukan untuk kesehatan manusia. Salah satunya adalah menambahkan zat besi pada tepung. Lalu tambahkan vitamin A pada minyak goreng dan lain sebagainya. Penyediaan tidak hanya makanan, tetapi juga layanan kesehatan dan kebersihan merupakan bagian dari upaya mengurangi stagnasi.

Hal lain yang dilakukan adalah dengan melatih masyarakat mengolah makanan sehat dengan kandungan gizi seimbang untuk kemudian digarap bersama keluarga masing-masing.

Pelayanan gizi masyarakat dibuka melalui posyandu dan terdapat 228 posyandu binaan serta lima klinik kesehatan keliling di lima lokasi di kawasan pabrik Indofood. “Dan sejalan dengan arahan pemerintah, kami juga fokus pada intervensi gizi bagi ibu hamil, remaja, dan 1.000 hari pertama kehidupan anak.

Sebelumnya, Siti Fathonah, Ketua Pelatih Ahli BKKBN menjelaskan, upaya peningkatan gizi anak kurang mampu merupakan arahan Presiden melalui Perpres 72 Tahun 2021 untuk seluruh pemerintah daerah.

Menurutnya, tahun ini adalah waktu yang tepat untuk melihat apakah pemerintah daerah berhasil, seperti yang dijanjikan presiden, dalam mencapai tujuan penurunan kasus penghentian operasi sebesar 14 persen.

Keterlambatan tersebut karena kasus belum maksimal dan penurunan kasus yang belum signifikan. “Percepatan penurunannya terlalu lambat,” ujarnya. Dan semua ini juga membantu mengubah perilaku masyarakat yang menyebabkan pembangunan.

Endang L  Achadi, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, menambahkan stagnasi bukanlah pengobatan, melainkan mengatasi dan mencegahnya.

Ia mencontohkan ibu hamil yang ingin anaknya tidak mengalami stunting di kemudian hari, dengan menjaga gizinya baik, tidak anemia, tidak berada di lingkungan merokok, tidak kurus atau gemuk, dan berat badannya bertambah. selama masa kehamilan Itu tepat.

Rektor Fasli Jalal Yarsi menanggapi hal tersebut dengan mengatakan, sejak masa Presiden SBY sudah ada 8 langkah untuk mengatasi kemacetan dan sudah diterapkan di seluruh daerah. Namun entah kenapa kasus downtime tidak berkurang.

Baca artikel edukasi menarik lainnya di link ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *