Pengamat Minta Pemerintah Gencarkan Sosialisasi Bahaya Bromat Dalam Air Minum

JAKARTA – Pemerintah diminta lebih gencar menyosialisasikan bahaya bromat pada setiap air minum dalam kemasan (AMDK). Setelah itu, ada risiko kanker akibat zat beracun tersebut di dalam tubuh.

Artinya, bromat berdampak pada kesehatan,” kata pengamat hukum kesehatan Firdous Dizo dalam diskusi baru-baru ini di Jakarta, Senin, 3 Juni 2024. Gulir untuk informasi lengkap. Pada!

Ia mengatakan, bahaya bromat harus diketahui masyarakat luas. Menurut dia, pemerintah wajib melindungi kesehatan masyarakat karena berkaitan erat dengan produktivitas dan hak atas kehidupan yang bermartabat.

Ia menambahkan, sosialisasi merupakan bentuk pencegahan yang dilakukan pemerintah agar masyarakat tidak tertular penyakit. Menurutnya, bahaya bromat tidak boleh dianggap remeh hingga terlambat untuk mengalah.

Ia mengungkapkan bahwa bromat menyebabkan diare, penyakit yang diketahui masyarakat tidak bisa dianggap enteng. Ia mengatakan, adanya diare sedikit banyak membuktikan bahwa Indonesia masih belum mandiri sebagai negara berkembang.

“Indonesia ini unik sekali, kalau tidak makan nanti kelaparan, kalau makan nanti keracunan makanan. Wajar kalau negara kita terus menjadi negara dunia ketiga, kalau begitu,” ujarnya.

Ketua YLKI Sumbar Zhulnadi mengatakan pemerintah harus lebih memperhatikan perlindungan masyarakat. Ia menambahkan, pemerintah harus merumuskan kebijakan yang mendukung kesehatan masyarakat terkait bromat.

“Pengambil keputusan harus berani untuk tidak menyesatkan konsumen atau masyarakat dengan produk yang ada di pasar,” kata Zulandi.

Ia menambahkan, pemerintah hendaknya memantau dan memasarkan produk melalui instansi terkait. Katanya, hal ini untuk menjamin kualitas produk yang akan dikonsumsi masyarakat.

Zulandi menambahkan, perlindungan konsumen sudah menjadi tanggung jawab bersama antara produsen dan pemerintah. Konsumen bertanggung jawab untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan produk yang dipilihnya, tambahnya.

“Kami berharap nasabah berhati-hati dalam memutuskan apakah pilihannya berisiko,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *