Penjual Ayam Potong Dilabrak Pedagang Pasar Akibat Jual Harga Murah

Sleman, VIVA – Penjual daging ayam bernama Finz Broiler di pinggir jalan. Raya Tajem, Maguwohardjo, Sleman menjadi sorotan setelah mereka menjual daging ayam dengan harga yang jauh lebih murah dari harga pasar. 

Penjual tersebut menawarkan daging ayam dengan harga Rp 26.000 per kilogram, sehingga memicu reaksi keras dari pedagang di pasar terdekat.

Pengecer berpendapat bahwa tindakan penjual merugikan karena mempengaruhi penjualan dan menciptakan persaingan harga yang tidak sehat.

Protes datang dari para pedagang di pasar tradisional yang sebagian besar adalah perempuan karena harga jual ayam yang terlalu rendah dan pembeli lebih memilih membeli dari penjual tersebut dibandingkan ke pasar.

Mereka berpendapat seharusnya harga daging ayam di pasaran berkisar antara Rp30 ribu hingga Rp32 ribu per kilogram, sehingga selisih harga antara pedagang dan penjual di pasar sangat besar dan berdampak buruk terhadap pendapatan mereka.

Seorang pedagang pasar yang ikut aksi meminta para penjual ayam menghubungi atasannya.

– Bos seperti apa yang kamu punya? Milikmu atau milikmu? Tolong telepon bosmu, Pak,” katanya dengan nada tegas.

Pedagang menginginkan kejelasan siapa yang bertanggung jawab menjual daging dengan harga di bawah harga pasar.

Ia menambahkan, menjual dengan harga terlalu murah bisa merugikan pedagang biasa di pasar.

“Kalau ini dilakukan, kasihan para pedagang pasar. Boleh saja menjualnya, tapi dengan harga yang sama dengan harga pasar,” lanjutnya.

Momen seorang pedagang pasar tradisional menyerang penjual ayam terekam di akun Instagram @detik.indo pada Jumat, 5 Oktober 2024.

Seorang netizen yang setuju dengan protes pedagang pasar menulis: “Harga jual yang terlalu rendah dapat merugikan harga pasar. Kasihan orang yang sudah lama berjualan di sana.”

Namun ada juga netizen yang berpendapat sebaliknya: “Kenapa harus ada protes? Kalau ada yang jual lebih murah, biarkan saja. Konsumen juga menginginkan harga yang murah.”

Saat ini, situasi di lapangan masih mencekam karena pedagang pasar menuntut kepatuhan ketat terhadap aturan persaingan harga dan penjual ayam di jalan. Raya Tajem tidak memberikan konfirmasi lebih lanjut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *