Cikarang, Titik Kumpul – Tragedi mengenaskan menimpa keluarga Nunung Puruningsi, seorang penjual nasi goreng yang viral karena konten live berkualitas rendah di TikTok. Setelah setahun makmur, bisnisnya bangkrut, kemungkinan karena penyakit lain.
Nunun menceritakan saat bisnis nasi goreng yang ia dan suaminya bangun selama lima tahun harus ditutup karena terus berkembang. Pesan negatif tersebut dikirimkan ke akun TikTok @ownerpruistine.
“Cerita Kak Inem Jogja itu benar. Tolong berhenti berpura-pura itu benar,” tulis Nunun dalam video tersebut.
Penyakit ini ditetapkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai teladan perilaku dan perilaku umat Islam. Mengutip Humas Provinsi UM Sumbar, penyakit yang diderita Ain dikaitkan dengan “pikiran buruk” serta rasa iri dan dengki terhadap apa yang dilihatnya.
Anda juga bisa memuji orang lain tanpa menyebut atau memuji nama Allah SWT. Agar terhindar dari penyakit lain yang berhubungan dengan keburukan, seluruh umat Islam dianjurkan untuk menambahkan doa “Masya Allah”.
Pemilik usaha nasi goreng ini mengaku, awalnya keinginannya adalah agar konten yang dibuatnya bisa diposting di beranda pengguna TikTok lain alias FYP (For Your Page). Nunun menyoroti konsep pembajakan, mengingat sebagian besar netizen Indonesia lebih suka menyensor konten, sehingga memudahkan FYP.
Sayangnya, toko kebanggaan keluarga kecilnya itu tutup karena sepinya pengunjung, yang diyakini Ain disebabkan oleh penyakitnya. Sebelum video ini viral, cara menghasilkan banyak uang dengan menjual nasi goreng sangatlah mudah. Padahal, tabungan keluarga penuh energi.
“Sampai Juli 2023, setelah itu penjualan akan berkurang signifikan hingga mencapai 90.000 orang per hari,” kata Nunun.
Ibu dua anak ini juga mengaku harus bertahan hidup tanpa uang untuk membeli nasi goreng. Nunun mengaku kehilangan antara Rp 100.000 hingga Rp 300.000 per hari.
Awalnya, Nunun dan suaminya yakin bisnis mereka akan tetap ramai seperti biasanya. Namun, jumlah pelanggan di restoran nasi goreng ini mengalami penurunan dalam setahun terakhir.
Beras yang tidak bisa dijual harus dibuang. Perhiasan gelang emas tersebut menjadi barang yang harus Nunun jual untuk bertahan hidup dan menutupi kerugiannya dalam bisnis nasi goreng. Tak hanya itu, tabungan yang saya dan suami simpan juga ikut musnah.
“Saat itu sangat menegangkan, tapi kami berusaha bertahan,” kata Nunun.
Ia dan keluarganya terpaksa menutup usaha yang mereka banggakan. Nunun mengaku malu karena diolok-olok tetangganya setelah kedai nasi gorengnya bangkrut, sehingga ia memutuskan untuk pulang ke kampung halaman.