Pentingnya Deteksi Dini: Gejala Awal serta Faktor Risiko Kanker Serviks yang Harus Diwaspadai

Jakarta – Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang terjadi pada leher rahim dan memiliki area yang sangat kecil, sekitar 3 sentimeter, di bagian bawah rahim yang berhubungan dengan alat kelamin. Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker paling umum yang dihadapi wanita di seluruh dunia, setelah kanker payudara. 

Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi SubSpesialis Onkologi Ginekologi – Pondok Indah, Dr. kata dr. Fitriyadi Kusuma, Sp. OG, Subsp. Onk mengatakan dalam jumpa pers, Senin, 22 April 2024, kanker serviks merupakan kanker stadium awal yang bisa berkembang tanpa gejala yang jelas. Namun kanker serviks seringkali berkembang pada stadium lanjut sehingga deteksi dini sangatlah penting.

Tahap pertama tidak menunjukkan gejala, tidak ada gejala. Biasanya keputihan sedikit, jadi tidak ada gejala, katanya saat diskusi media di The Neighbourhood Jakarta, Senin, 22 April 2024.

Dokter Fitriyadi juga melanjutkan, pada kanker serviks stadium lanjut, seorang wanita mengalami banyak gejala.

“Jika gejalanya terus berlanjut, seperti keputihan yang tak kunjung hilang, nyeri punggung, nyeri saat buang air kecil, dan pendarahan saat berhubungan (seksual), berarti setidaknya sudah stadium dua.”

Menurutnya, pemeriksaan rutin juga sangat penting untuk mendeteksi perubahan pada leher rahim sebelum menjadi kanker serviks.

Menurut data terakhir Kementerian Kesehatan RI, jumlah perempuan penderita kanker serviks sebanyak 36.633 jiwa. Jumlah tersebut memiliki angka kematian yang tinggi yaitu 21.003 kematian atau 19,1% dari seluruh kematian akibat kanker.

Berdasarkan penyebabnya, hingga 99% penderita kanker serviks disebabkan oleh faktor risiko kanker serviks HPV (human papillomavirus) onkogenik yang persisten.

Berikut ini adalah faktor risiko kanker serviks atau kanker serviks yang patut Anda waspadai, antara lain: 1. Infeksi HPV yang persisten 

Dalam kebanyakan kasus, infeksi HPV dapat sembuh dengan sendirinya. Namun terkadang infeksi HPV tidak kunjung sembuh bahkan setelah bertahun-tahun. Hal ini disebut persisten dan kondisi ini bisa berubah menjadi kanker serviks. Seks masih terlalu dini

Karena leher rahim masih dalam tahap pematangan atau penyebaran, ketika virus mencapai seorang wanita muda, HPV dengan senang hati menyerangnya 3. Banyak pasangan seksi 

Jika seorang wanita berhubungan seks dengan banyak pihak atau terlalu banyak, penyakit ini perlahan akan meninggalkan tubuhnya. Merokok 

Jika seorang wanita terpapar HPV dan memiliki kebiasaan merokok aktif, maka terdapat risiko tertular HPV. Imunitas rendah 

Pada wanita yang imunitasnya rendah, tidak mungkin HPV masuk ke dalam tubuh dan menyerang. Minum pil KB

Penggunaan pil mempengaruhi tingkat hormon dalam tubuh. Dapat mengurangi atau meningkatkan risiko penyakit kanker tertentu, seperti kanker serviks.7. Kehamilan berulang

Sistem hormonal yang tidak stabil dan lemahnya kekebalan tubuh selama kehamilan meningkatkan risiko kanker serviks pada ibu hamil lebih dari tiga kali lipat sepanjang hidupnya.8. Faktor genetik

Kanker serviks juga disebabkan oleh faktor genetik. Stres berlebihan dan memiliki anggota keluarga yang mengidap kanker serviks meningkatkan risiko 2-3 kali lipat. Sebab, janji tubuh tertular HPV bisa diwariskan ke generasi mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *