BEIRUT, Titik Kumpul – Hassan Nasrallah menegaskan balas dendam atas meninggalnya Panglima Tertinggi Fouad Shukr akan segera terjadi. Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon mengatakan Israel akan membayar harga yang mahal atas kematian Shukr.
Shukr terbunuh pada tanggal 31 Juli 2024, terjadi serangan udara tentara Israel di Beirut. Tak hanya Shukr, kepala kantor politik Hamas Palestina di Teheran, Ismail Haniyah, pun dibunuh oleh pemerintah Zionis.
Pasca kejadian tersebut, kelompok Hizbullah menyerang wilayah Israel di kawasan Galilea dengan drone pada Selasa, 6 Agustus 2024.
Menurut laporan Titik Kumpul Military dari The Times of Israel, 19 warga Israel terluka akibat serangan drone Hizbullah.
Namun, Nasrallah mengatakan serangan itu bukan sebagai respons atas kematian Shukr. Nasrallah mengatakan dia akan segera mengambil tindakan besar terhadap Israel, yang saat ini sedang direncanakan di Iran.
Tak main-main, Nasrallah menegaskan Israel akan diserang dari tiga front: Iran, Lebanon, dan Yaman. Pertama, menurut dia, pihaknya tidak menginginkan perang. Namun, Israel sendiri diyakini sebagai dalang perang tersebut.
“Serangan terhadap Israel sedang dipersiapkan dari Iran, Yaman, dan Lebanon. Serangan itu pasti akan terjadi. Respons bersama kita akan kuat, emosional, dan efektif,” kata Nasrallah.
“Kami tidak menginginkan ekspansi militer. Ini adalah keputusan Israel. Itu adalah pilihan mereka. Sekarang kami akan berperang siang dan malam,” katanya, menurut kantor berita Rusia TASS.
Nasrallah mengancam Israel bahwa milisi Syiah memiliki senjata berupa roket yang mampu menghancurkan fasilitas militer Israel dalam hitungan menit.
Mengenai alasan Hizbullah dan sekutunya tidak melancarkan serangan balik, Nasrallah mengatakan itu adalah bagian dari hukuman bagi rezim Zionis Benjamin Netanyahu.
“Kami memiliki senjata (roket) untuk menghancurkan beberapa pabrik militer Israel dalam waktu kurang dari satu jam,” lanjut Nasrallah.
Fakta bahwa Israel menunggu seminggu hingga kami membalas adalah bagian dari hukuman mereka.