Jakarta – Autoimunitas merupakan penyakit dimana sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melindungi seseorang dari bakteri, virus, dan berbagai penyakit malah menyerang tubuh itu sendiri. Dalam hal ini, pasien autoimun lebih rentan terkena penyakit dan kondisinya menjadi lebih serius.
Banyak juga orang yang mengabaikan tanda atau ciri-ciri penyakit ini. Namun menurut penelitian, penyakit autoimun tidak bisa disembuhkan. Oleh karena itu, penyakit ini menimbulkan beban yang luar biasa bagi masyarakat dan jumlahnya terus meningkat karena faktor lingkungan. Scroll untuk informasi selengkapnya, yuk!
Gender erat kaitannya dengan sejumlah penyakit termasuk penyakit autoimun. Banyak penelitian menunjukkan bahwa gangguan autoimun lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria.
“Kejadian penyakit autoimun pada wanita adalah 9 berbanding 1. Untuk beberapa penyakit autoimun, hal ini berkaitan dengan hormon dan terkadang wanita lebih sadar akan kondisinya. Sehingga lebih cepat ke dokter agar bisa lebih cepat terdeteksi”, Alergi Dermato. dia berkata Subspesialis Imunologi Dr. Wendy Keumala Bodianti, Sp.DVE, Subsp. DAI, pada peresmian Klinik Immuno Derma di Jakarta, Sabtu, 8 Juni 2024.
Pada dasarnya wanita memiliki daya tahan tubuh yang lebih kuat dibandingkan pria. Inilah sebabnya mengapa angka kematian anak perempuan lebih rendah dibandingkan anak laki-laki. Sebagian besar gen yang berhubungan dengan kekebalan tubuh terletak pada kromosom X, dan karena wanita memiliki dua kromosom X, sistem kekebalan tubuh mereka dianggap lebih kuat.
Oleh karena itu, ketika sel kekebalan tubuh wanita rusak, gangguan autoimunnya bisa menjadi lebih serius.
Meski belum ada data spesifik yang menjelaskan mengapa penyakit autoimun begitu umum terjadi, banyak di antaranya disebabkan oleh faktor lingkungan. Polusi udara, merokok, stres dan paparan bahan kimia beracun dan pestisida melalui makanan yang kita makan juga menyebabkan peningkatan masalah autoimun. Terkadang kejadiannya juga bersifat turun temurun.
Penyebab autoimun yang paling utama adalah gaya hidup, namun ada kondisi lingkungan yang tidak bisa dihindari, misalnya paparan sinar matahari, misalnya sinar UV yang 70-80 persen. Tapi dr Wendy berkata, “Bisa juga disebabkan oleh virus atau obat-obatan.”
“Jika Anda lebih tua, biasanya narkoba menjadi biang keladinya,” imbuhnya.