JAKARTA, Titik Kumpul – Penyakit tangan, kaki, dan mulut (HFMD) yang dikenal secara resmi sebagai flu Singapura terus menjadi sorotan para orang tua. Pasalnya, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan mencatat sedikitnya 6.500 kasus HFMD pada awal tahun 2024.
Lalu apa itu HFMD dan seberapa berbahayanya penyakit ini? Oleh karena itu, Ketua Tim Infeksi Penyakit Tropis IDAI, Prof. dr. Dr. Edi Hartoyo, Sp.A(K) angkat bicara. Ia menjelaskan, HFMD merupakan serangkaian gejala sariawan di mulut, kulit di tangan, dan kaki yang sering menyerang anak di bawah usia 5 tahun.
“HFMD merupakan sekumpulan gejala lesi pada mulut, seperti sariawan, sariawan pada tangan dan kaki, yang dapat menyebar ke seluruh tubuh. Penyakit ini sering terjadi pada bayi dan anak kecil di bawah usia lima tahun, ujarnya. pada konferensi pers online IDAI pada Senin, 28 Oktober 2024.
Lebih lanjut, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin ini menjelaskan, penyakit tersebut disebabkan oleh virus Cocsackie dan Enterovirus (EV 71). Namun berdasarkan data yang dimilikinya, sebagian besar kasus HFMD di Kalimantan Selatan disebabkan oleh virus EV 71.
Meski bisa sembuh, ia meminta masyarakat tetap waspada karena penyakit tersebut dapat menimbulkan komplikasi serius seperti batuk dan radang otak.
Sementara soal penularan, Edi mengatakan penyakit ini sangat menular. Penularannya sendiri bisa terjadi melalui droplet atau melalui kontak tidak langsung dengan penderita.
Tetesan air liur, feses, barang-barang yang dikenakan pasien seperti pakaian, handuk, alat makan dan minum serta mainan, lanjutnya.
Lebih lanjut Edi mengatakan, beberapa gejala yang harus diwaspadai orang tua antara lain demam yang bisa mencapai 39 derajat, sesak napas, luka di mulut, tangan dan kaki, sakit tenggorokan, sulit menelan, penurunan berat badan, lemas, dan susah tidur. antusias
Sementara itu, beberapa gejala HFMD yang menimbulkan komplikasi pada sistem saraf pusat antara lain sakit kepala, leher kaku, gangguan kesadaran, kejang, bahkan koma.
Namun HFMD dapat dicegah dengan menjalani pola hidup bersih dan sehat.
“Anda harus mencuci tangan setelah menyentuh pasien. Desinfeksi peralatan dapur, mainan, handuk yang mungkin terkontaminasi oleh pasien. Perhatikan nutrisi yang tepat,” jelasnya.