JAKARTA – Untuk menghadapi perubahan iklim, Indonesia bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29 persen melalui upayanya sendiri dan 41 persen melalui dukungan internasional pada tahun 2030.
Hal ini tertuang dalam dokumen Nationally Defeded Contribution (NDC) yang diperbarui pada tahun 2021. Pemerintah sendiri telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut, antara lain peningkatan integrasi energi terbarukan, dan peningkatan efisiensi energi dan perlindungan hutan, pembangunan. kendaraan elektrik. , dan menerapkan sistem hijau. Scroll untuk detailnya, yuk!
Untuk mengurangi dampak perubahan iklim, pengurangan emisi karbon bisa menjadi salah satu solusinya. Berikut beberapa manfaat pengurangan emisi karbon.
Mengurangi dampak perubahan iklim Emisi karbon merupakan salah satu penyebab utama perubahan iklim yang menyebabkan pemanasan global, kenaikan permukaan air laut, dan cuaca ekstrem.
Meningkatkan kualitas udara Polusi udara akibat karbon dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, seperti penyakit pernafasan dan jantung.
Meningkatkan ketahanan energi Penggunaan sumber energi terbarukan seperti PLTS Atap dapat membantu mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil yang langka dan mahal.
Penciptaan lapangan kerja Industri energi terbarukan berkembang pesat dan menciptakan banyak lapangan kerja baru.
Bicara emisi karbon, PT Paiton Energy (PE) menghadirkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap (PLS) di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 54 Jakarta. Inisiatif ini juga mendukung rencana pemerintah Indonesia untuk mengurangi emisi karbon dari sektor energi.
PE memberikan energi ramah lingkungan rendah karbon berupa Solar PV (Photovoltaic) kepada SMKN 54 Jakarta berupa 20 PLTS Atap dengan kapasitas 10 kWp. Peluncuran PLS Rooftop SMKN 54 dilaksanakan pada Selasa 21 Mei 2024.
Program pengembangan ini dinamakan Solar School PV. Atap PLS mampu menghasilkan listrik hingga 10 kW yang dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari di SMKN 54 Jakarta. Setelah itu, setiap bulannya PLTS ini mampu menurunkan emisi CO2 sebesar 0,68 ton atau setara dengan menanam satu pohon.
CEO PT Paiton Energy Fazil Erwin Alfitri mengatakan Solar PV School merupakan program Jasa Sosial dan Lingkungan (TJSL) sebagai salah satu wujud implementasi misi lingkungan, sosial dan tata kelola (ESG). Juga sebagai kontribusi Paiton Energy dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
“Perusahaan meyakini pendidikan dan lingkungan positif menjadi pilar penting pembangunan berkelanjutan,” kata Fazil Erwin Alfitri dalam keterangannya yang dikutip Kamis 23 Mei 2024.
Menurut Kepala Urusan Eksternal PT Paiton Energy Bambang Jiwantoro, kehadiran PLTS Atap di SMKN 54 diharapkan dapat mendorong siswa dan sekolah untuk melakukan upaya pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) dan menjaga lingkungan, serta berkontribusi. untuk mengurangi emisi karbon yang menyebabkan perubahan iklim.
“Pemanfaatan PLS di sekolah merupakan langkah besar dalam menciptakan masa depan berkelanjutan dan berkontribusi dalam mengurangi perubahan iklim,” kata Bambang Jiwantoro.