Pepeng Eks Naif Beri Pengertian, Musisi Muda Harus Pahami Hak Cipta Sejak Awal

Jakarta, VIVA – Honares merupakan sumber pendapatan penting bagi pencipta lagu dan komposer. Namun sayangnya, masih banyak pencipta karya musik yang belum menyadari pentingnya pengelolaan hak ciptanya. Pengelolaan hak cipta merupakan langkah kunci agar setiap ciptaan yang diciptakan dan digunakan oleh pihak lain memberikan hak yang adil kepada penciptanya.

Menurut WAMI (Wahana Musik Indonesia), tercatat lebih dari 5 ribu komposer. Meskipun jumlah komposer yang mengelola hak cipta semakin meningkat setiap tahunnya, namun kesadaran akan pentingnya pengelolaan hak cipta masih tergolong rendah. Gulir terus, oke?

Mantan drummer Naif Pepeng juga menekankan pentingnya pengelolaan hak cipta. Pria bernama asli Frankie Indrasmore Sumbado ini berharap para komposer muda tidak menunggu karyanya terkenal sebelum mengkhawatirkan hak cipta. 

“Dari awal (lagu) dirilis, itulah pentingnya memperhatikan pengelolaan hak cipta,” kata Pepeng dalam keterangannya belum lama ini.

Pepeng pun bercerita, saat masih berkiprah di band Naif, mereka sempat kesulitan dalam pengelolaan hak cipta. Sehingga ia berharap para komposer muda semakin menyadari pentingnya mempelajari hak cipta sejak dini. 

“Jadi sudah saatnya para musisi muda lebih sadar akan hak-haknya sebagai musisi, sebagai pencipta lagu, dan sebagai artis. Buka pikiran mereka terhadap hak dan tanggung jawabnya sebagai artis musik,” imbuhnya.

Sebagai bentuk kepedulian terhadap hak cipta pencipta lagu, WAMI berdedikasi untuk memberikan edukasi bagi para penggiat musik, khususnya yang masih duduk di bangku kuliah. Salah satu bentuk inisiatif tersebut adalah program WAMI Goes To Campus (WGTC).

Program ini bertujuan untuk mengedukasi para pencipta lagu tentang pentingnya mengelola hak-hak mereka dan meningkatkan kesadaran di kalangan pengguna musik tentang tanggung jawab mereka untuk membayar royalti kepada pencipta lagu.

“WAMI aktif memberikan edukasi khususnya kepada para komposer muda agar mereka dapat segera mengurus hak cipta sejak karyanya dipromosikan,” ujar Robert Muljaharja, Head of Corporate Communications WAMI.

Robert menjelaskan, alasan WAMI menyasar kampus-kampus untuk program pendidikan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran generasi muda akan pentingnya hak cipta. WAMI juga merasa senang dengan respon positif dari perguruan tinggi Indonesia terhadap inisiatif ini selama tiga tahun terakhir.

“Di sini kita juga melihat perguruan tinggi menyadari pentingnya hak cipta dan peran WAMI dalam mengelolanya,” lanjut Robert.

Robert juga mengingatkan agar seluruh karya musik harus diapresiasi dengan baik agar ekosistem musik Indonesia dapat berkembang dengan sehat. 

“Kita harus memperlakukan pekerjaan kita seperti anak kita sendiri.” Tidak ada orang tua yang ingin anaknya ditelantarkan, bukan? katanya.

WAMI Goes To Campus akan menampilkan beberapa komposer dari berbagai genre musik untuk berbagi pengalaman terkait pengelolaan hak cipta. Salah satunya, Pepeng, mantan anggota band Naif, akan bercerita tentang pengalaman karirnya terkait hak cipta.

Program WAMI Goes To Campus akan mengunjungi beberapa kampus di Indonesia, antara lain SAE pada 13 September 2024, Universitas Pelita Harapan pada 17 September 2024, Universitas Pajajaran pada 11 Oktober 2024, dan Universitas Indonesia pada 7 November 2024.

Keseluruhan rangkaian acara WAMI Goes To Campus akan mencakup diskusi, edukasi, dan sesi tanya jawab interaktif. Dengan adanya program ini, WAMI berharap dapat menciptakan ekosistem musik yang lebih sehat di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *