PADANG – Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2022, 30 persen dari total penduduk Indonesia yang berjumlah 270 juta jiwa akan berada pada usia produktif. Namun sayangnya masih banyak wanita yang mengalami masalah kewanitaan seperti infeksi saluran kemih atau masalah vagina.
Beberapa masalah lainnya antara lain inkontinensia urin (ketidakmampuan buang air kecil), dispareunia (nyeri saat berhubungan intim), vaginitis atrofi (radang vagina karena kekurangan hormon) dan wanita pasca melahirkan mengalami kelemahan vagina. Jadi, apakah ada solusinya? Mari kita gulir untuk informasi lebih lanjut.
Departemen Uroginekologi Rekonstruktif Estetika, Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia / RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo, telah melakukan beberapa penelitian untuk menambah efektivitas Femilift.
Femilift sendiri merupakan mesin Microablative Fractional CO2 Laser (Vaginal Laser) yang terbukti mampu mengatasi banyak permasalahan kewanitaan yang disebutkan di atas.
Hasil penelitiannya sebagian telah dipublikasikan di Jurnal Obstetri dan Ginekologi Indonesia dan sebagian lagi sedang dalam proses publikasi untuk melengkapi publikasi lain di seluruh dunia.
Pada acara kedokteran di Padang PIT Hugi 2024 akhir Februari 2024, dokter spesialis kebidanan dan kandungan Dr. Dr. Fernandi Moegny, Sp.O.G., Subsp. Urogin RE memaparkan hasil penelitiannya yang juga dipresentasikan pada ajang internasional IUGA tahun 2023 di Belanda. Dalam pemaparan penelitian kali ini beliau membahas tentang Stress Urinary Incontinence (SUI) dan Genitourinary Syndrome of Menopause (GSM).
“Hasil penelitian menunjukkan penggunaan laser vagina CO2 mampu meningkatkan kolagen dan merangsang pembentukan lapisan,” kata Dr. kata Fernandi dalam keterangannya yang dikutip Jumat 15 Maret 2024.
Menurut para dokter yang berpraktik di RS YPK Mandiri dan Klinik Moegny, kini pasiennya yang selalu mengeluhkan masalah ginekologi bisa mendapatkan kepuasan yang menyenangkan dengan perawatan laser Femilift, dimana Femilift juga dapat mengetahui berbagai keluhan wanita dari berbagai kelompok umur. Lantas, bolehkah ibu nifas menjalani perawatan laser ini?
“Perawatan tersebut bisa dilakukan ketika proses penyembuhan masa nifas sudah selesai, sehingga pada saat dilakukan terapi, kondisi ibu dalam keadaan prima,” kata dokter yang juga mengajar sebagai associate professor di Fakultas Kedokteran. . Saat menjadi pembicara pada Forum Simposium PIT HUGI Universitas Indonesia.
Ir Amy Noviavati, presiden direktur PT Regenesis, menambahkan, Femilift dapat menawarkan solusi berbeda dibandingkan laser lainnya, karena panjang gelombang Femilift mencapai 10.600 nm, memberikan efek penetrasi yang sangat dalam sehingga membuat terapi lebih efektif dan efisien. . , namun keamanannya tetap terjaga dengan teknik mikroablatif.
“Dengan kata lain, teknologi fraksional Co2 pixelated yang dipatenkan memastikan paparan energi maksimum saat menembus kulit atau dinding bagian dalam vagina dan memberikan profil keamanan yang baik,” ujarnya.