Peran Rizki Dwi Rahmawan dalam Industri Gula Tradisional di Desa Kemawi

Titik Kumpul – Rizki Dwi Rahmawan, 26 tahun kelahiran Banyumas, berbagi pengalamannya menghubungkan permintaan pasar dan potensi pasokan di Desa Kemawi tempat tinggalnya. Kota ini berjarak sekitar satu jam perjalanan dari kota Purwokerto, Jawa Tengah, dan terletak di pegunungan dengan ketinggian sekitar 400 meter di atas permukaan laut.

Salah satu kekayaan alam yang dimiliki negeri ini adalah ribuan pohon kelapa yang tumbuh subur di antara banyak jenis pohon lain yang menghasilkan keringat dalam jumlah besar.

Rizki yang menerima Penghargaan Satu Indonesia Awadrs dari PT Astra International tidak hanya melihat peluang tersebut, namun mampu membawa perubahan signifikan di kalangan kelompok tani penderes. Ini mengajarkan mereka teknik pengolahan keringat yang lebih efisien dan efektif. Selain itu, Rizki juga memperkuat struktur kelompok tani, sehingga memiliki posisi negosiasi yang lebih besar di pasar. Dengan bantuan Rizki, saat ini ada sekitar 250 petani yang memasok gula pasir, baik dalam bentuk curah maupun curah.

Sesuai pandangan ke depan yang dimuat Satu Indonesia dalam e-brosurnya, Rizki bertujuan mewujudkan industri hulu dan hilir gula pasir di wilayahnya, artinya seluruh tahapan proses produksi bisa dilakukan secara lokal. Perusahaan berkomitmen untuk mempekerjakan tenaga kerja lokal di semua aspek operasinya, termasuk mesin canggih dalam proses manufaktur.

Rizki pun mempunyai ide cemerlang untuk mengubah industri gula menjadi objek wisata bertema. Di tempat ini, pengunjung tidak hanya bisa menikmati produk gula tradisional, namun juga belajar tentang proses produksi gula dan mesin yang digunakan. Dengan cara itu, Rizki berharap bisa “mengangkat kelas” gula jawa dan bersaing dengan produk komersial lain yang ada di pasaran.

“Sudah saatnya gula jawa bersaing dan menunjukkan kualitasnya di pasar yang lebih luas,” semangat Rizki.

Inisiatif Rizki mengembangkan potensi sari gula pasir tidak hanya membawa dampak positif secara ekonomi, namun juga membawa perubahan sosial yang signifikan. Ketika pendapatan petani meningkat, standar hidup mereka secara bertahap meningkat. Selain itu, kerjasama antara petani dan Rizki menimbulkan rasa memiliki dan saling mendukung dalam masyarakat.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *