Titik Kumpul Showbiz – Keluarga Jenderal Khalilintar sempat menjadi bulan-bulanan publik di acara lamaran Tariq Khalilintar dan Aaliya Massaid beberapa waktu lalu setelah ayahnya Anofial Asmid berpidato dengan menyebut Atta Khalilintar “Haji”. Banyak netizen yang mengkritik keluarga tersebut di media sosial karena terkesan terlalu mementingkan ibadah haji anaknya yang baru saja kembali dari Tanah Suci.
Sebaliknya, Atta Khalilintar menegaskan tak mau dipanggil Pak Haji. Segala jenis ibadah haji tidak mempunyai gelar, sehingga seruan ini tidak wajib bagi yang telah menunaikan ibadah haji. Atta Khalilintar mengaku merasakan hal serupa dan tak pernah memaksa orang lain memanggilnya dengan nama itu. Scroll terus untuk cerita lengkapnya!
“Jangan panggil aku Park Haji, aku selalu memanggilmu Park Haji, Park Haji, rasanya aku ingin dipanggil Park Haji. Sebenarnya, jangan panggil aku Park Haji, dah. Tapi orang-orang menyukainya. Panggil aku Park Haji , semoga jadi doa ya, Atta Khalilintar dikutip dalam video TikTok @lovevibes.ah pada Rabu 26 Juni 2024.
Atta Khalilntar tahu bagaimana keluarganya langsung menjadi pusat perhatian. Geni Farooq juga mengklaim bahwa Tariq Khalilintar diambil saat masih bayi untuk memenuhi rukun Islam yang ke 5 sehingga ia menyandang gelar haji.
Atta Khalilintar selaku anak sulung hanya menjawab dengan bijak. Ia mengatakan, ibunya pasti sangat bangga bisa menunaikan ibadah haji di masa-masa awal yang tidak semudah sekarang.
“Mungkin aku main sama mamaku, nggak apa-apa, mungkin mama-mama mau cerita, mungkin mereka akan senang, karena dulu mamaku tidak seperti sekarang, dia punya paket yang bagus. dari) perjuangan.” Atta Khalilintar menjelaskan.
Suami Aurel Hermansya ini menjelaskan, orang tuanya memiliki kenalan yang bisa membantu mereka mendapatkan izin dan visa ke Arab Saudi, sehingga bisa menunaikan ibadah haji tanpa menunggu lama. Kemudian Geni Farooq dan Anofial Asmid datang dari negara lain untuk menunaikan ibadah haji tanpa menunggu bertahun-tahun.
Oleh karena itu, wajar jika Atta Halilintar bangga dengan pencapaian tersebut, mengingat perjuangan sang ibu.
“Jadi saya lihat perjuangannya dan saya senang membawa anak saya. Tariq itu tahun 90an. Haji itu perjuangannya bukan hanya finansial tapi enerji, dulu hajinya tidak seperti sekarang. Jadi bu. Saya bangga sama beliau, bahwa aku bisa membawa salah satu anakku, – kata Atta Khalilintar.