Pertalite Dibatasi Harga Pertamax Mahal, Aman Gak Pakai Cairan Penambah Oktan?

VIVA – Pemerintah akan segera mengeluarkan pembatasan bahan bakar bersubsidi seperti Pertalite dan Solar. Karena selama ini penggunaannya belum tepat sasaran, maka dianggap membebani negara. Untuk mengurangi beban negara akibat subsidi yang tidak tepat sasaran, penggunaan Pertalite akan dibatasi. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) saat ini sedang mengupayakan kebijakan tersebut. Sebelumnya, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi menyatakan pembatasan BBM bersubsidi diharapkan terjadi pada September 2024, namun kebijakan tersebut ditunda hingga Oktober dengan diumumkannya ESDM.

Belum ada kejelasan mengenai kategori mobil dan motor yang bisa diisi Pertalite (RON 90). Namun karena pembatasan tersebut, bagi yang tidak memenuhi syarat otomatis wajib menggunakan Pertamax (RON 92)

Karena harga Pertamax yang lebih mahal, ada yang menyiasatinya dengan membeli Pertalite di luar SPBU Pertamina atau menggunakan private brand dengan kandungan RON 90 yang saat ini masih dijual oleh Vivo.

Sedangkan jika ingin meningkatkan angka oktannya, ada pula yang mencoba menggunakan booster atau penambah oktan. Apakah cairan ini aman?

Manajer Technical Support Diler PT Toyota Astra Motor Didi Ahadi mengatakan, lebih baik menggunakan bahan bakar dengan kandungan RON yang direkomendasikan pabrikan, daripada menambahkan penambah oktan.

“Saya punya pengalaman mobil konsumen sering menggunakan penguat oktan, ketika saya lihat saat servis besar ada beberapa komponen yang terkorosi. Mulai dari filter, saluran bahan bakar, dan injektor, ada jelaga atau residu dan sulit dibersihkan,” Didi dikatakan.

Artinya sebaiknya pengisian bahan bakar sesuai anjuran pabrikan karena disesuaikan dengan spesifikasi mesin. Dibandingkan menghabiskan banyak uang untuk perawatan akibat efek negatif dari cairan tersebut.

Hal senada juga disampaikan Technical Support PT NGK Busi Indonesia, Diko Oktaviano. Ia mengatakan penambahan cairan seperti penambah oktan akan merusak busi.

Jika busi mengalami kerusakan tentu akan menghalangi jalur pengapian menuju ruang bakar mesin. Oleh karena itu akan menimbulkan kerusakan jika dibiarkan dalam waktu lama.

“Kalau pakai octane booster, bisa muncul bulu halus di sekitar elektroda tengah (busi). “Dengan demikian, arus listrik yang menuju ke cangkang logam dapat merusak isolasi,” kata Diko.

Menurut dia, jika isolator busi rusak, dampak negatif pertama yang dialami pengguna kendaraan adalah kerusakan mesin. Karena pengapiannya tidak sempurna, konsumsi bahan bakar lebih tinggi dan mesin sulit dihidupkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *