NTT, 22 Mei 2024 – Perusahaan mobil penumpang dan transportasi terkemuka di Indonesia, PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) kembali menunjukkan komitmennya terhadap perlindungan lingkungan. MPMX dan Anak Perusahaan MPM Honda Jatim yang beroperasi di Jawa Timur dan NTT menanam bibit mangrove.
Inilah janji Proyek Rehabilitasi Mangrove Sungai Kali Terang, Desa Golo Sepang, Kecamatan Boleng, Manggarai Barat, NTT. Penanaman bibit mangrove tersebut dihadiri oleh Komisaris MPMX Danny Walla dan CFO MPMX Group Beatrice Kartika.
Mereka juga bekerja sama dengan aktivis mangrove, tokoh desa dan kabupaten, serta tokoh masyarakat di Desa Golo Sepang. Tercatat sebanyak 30.000 bibit mangrove ditanam di lahan seluas 3 hektar yang program ini dimulai pada tahun 2022.
Sejauh ini, 60.000 bibit mangrove telah ditanam di lahan konservasi mangrove MPM seluas 6 hektar dan semuanya tumbuh baik dengan tingkat kelangsungan hidup sekitar 85%.
MPMX meluncurkan program rehabilitasi mangrove ini dalam beberapa tahap untuk memastikan bahwa sasaran penerima manfaat dari program ini adalah orang-orang yang tepat.
Program berkelanjutan ini dilakukan melalui pembibitan mangrove swasta dan pembangunan kawasan konservasi serta ekowisata mangrove untuk mendorong masyarakat mengenal dan melindungi tanaman ini.
Menurut statistik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Indonesia memiliki sekitar 3,3 juta hektar hutan bakau, yang merupakan 22,6% dari luas hutan bakau dunia. Sayangnya, hutan bakau di Indonesia mengalami degradasi parah akibat aktivitas manusia dan perubahan iklim.
Mangrove merupakan ekosistem yang berperan sebagai penghalang alami terhadap erosi pantai, penyerapan karbon, dan habitat berbagai spesies laut.
Dalam sambutannya, Beatrice Kartika, CFO MPMX Group, Titik Kumpul Automotive mengatakan: “MPM berkomitmen untuk terus berkontribusi terhadap perlindungan lingkungan melalui program penanaman mangrove. Ini merupakan langkah nyata kami dalam melestarikan keanekaragaman hayati dan dukungan terhadap lingkungan.” Rabu 22 Mei 2024.
Dalam rangkaian Rehabilitasi Mangrove ini, masyarakat juga diberdayakan untuk memperkuat perekonomian lokal. Tahun lalu, para petani dan nelayan yang dibantu MPMX diberikan ilmu dan mendapat pelatihan serta peralatan budidaya lumpur. Tahun ini, perempuan pesisir akan mendapat pelatihan cara penanganan benih mangrove yang bernilai ekonomi.
“Selain fokus pada penanaman bibit mangrove, MPM juga terlibat dalam pemberdayaan masyarakat lokal. Salah satu program yang akan ditawarkan pada tahun ini adalah pelatihan pemanfaatan bibit mangrove, sebagai pangan atau produk lain yang bernilai ekonomi.” kata Beatrice.
Dengan cara ini, masyarakat tidak hanya mendapat manfaat dari lingkungan, namun juga ekonomi dari kelangsungan hidup mangrove. MPM percaya bahwa masyarakat akan melihat mangrove tidak hanya sebagai lingkungan, namun sebagai sumber daya yang dapat meningkatkan kualitas hidup mereka.
Saat ini masyarakat bisa langsung mengunjungi Rehabilitasi Mangrove MPM di Golo Sepang, NTT karena tempat ini sudah menjadi pusat edukasi berbasis edukasi. Terdapat proses monitoring pembibitan mangrove agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai tanaman penting tersebut.