JAKARTA – Ustaz Adi Hidiat memberikan pesan penting kepada calon presiden dan wakil presiden yang akan terpilih pada pemilihan presiden (Pilpress) 2024 untuk menempuh kebijakan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Masyarakat dan warga negara mengharapkan kesejahteraan dari kepemimpinan ini. Ketika mereka berharap ini atau itu menjadi presidennya, itu atau itu menjadi wakil presidennya, mereka sangat mengharapkan yang terbaik dari pemimpinnya. Ada kebaikan, ada berkah, ada berkah, kata Ustaz Adi Hidiat di YouTube, Jumat, 16 Februari 2024.
Oleh karena itu, warga berusia 39 tahun itu menegaskan untuk tidak mengkhianati masyarakat yang telah mempercayakan amanah kepada calon presiden dan wakil presiden terpilih.
Sumber: Istimewa
“Kalian berhutang kepada kalian semua untuk tidak mengkhianati amanah dan harapan komunitas cinta ini,” tambahnya.
Ustaz Adi Hidiat kemudian berpesan kepada seluruh umat Islam yang ikut serta dalam pemilihan presiden atau legislatif, dengan mengatakan agar selalu mengingat ayat yang berisi peringatan bagi penguasa, yaitu Surat Al-Imran ayat 26.
“Katakanlah (kepada Nabi Muhammad SAW): “Ya Allah, Yang Maha Pemilik Kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau ambil kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Anda memuji apa yang Anda inginkan, Anda mempermalukan apa yang Anda inginkan. Semua kebaikan ada di tangan Anda. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Berdasarkan ayat di atas, Adi Hidiat menegaskan bahwa setiap kekuasaan atau pelayanan adalah hak Tuhan.
Beliau bersabda, “Allah memberikan kepada siapa yang Dia kehendaki, atau berhenti mengambil dari siapa pun yang Dia kehendaki, dan memberikannya kepada orang lain.”
Menurutnya, ada dua tipe pemimpin yang dititipkan Allah, yang pertama adalah orang yang baik dan yang kedua adalah orang yang buruk.
Yang kurang baik adalah memperlihatkan apa yang tidak terlihat disekitarnya. Malah melihat siapa yang menyarankan hal-hal yang tidak menyenangkan disekitarnya. Jadi belum terungkap sepenuhnya, ujarnya.
Terakhir, ia menegaskan, jabatan presiden hanya bersifat sementara dan setiap orang akan diadili atau dipertanggungjawabkan perbuatannya di dunia di akhirat.