Petuah Menkominfo untuk Pelaku Bisnis dan Generasi Muda

VIVA Tekno – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengingatkan generasi muda agar selalu siap memiliki keterampilan digital untuk pembangunan negara di masa depan.

Menurut Bud, keterampilan digital sangat diperlukan mengingat kompetensi digital saat ini semakin masif, apalagi kecerdasan buatan (AI) berkembang pesat.

“Teknologi tidak menunggu kita siap, ia bergerak maju. Kita tidak punya pilihan selain beradaptasi, merangkul dan terus berpikir kreatif dan kritis,” ujarnya pada Minggu, 16 Juni 2024.

Budi Arie mengingatkan, tanpa persiapan yang matang, akan ada 85 juta lapangan pekerjaan dengan keterampilan digital yang tidak dapat terisi pada tahun 2030.

Ia juga mengungkapkan lanskap kebutuhan talenta global sehingga dibutuhkan 140 juta pekerja digital berkemampuan secara global pada tahun 2024.

Pada tahun 2025, sebanyak 65 persen pekerjaan mengharuskan karyawannya memiliki keterampilan di bidang kecerdasan buatan (AI).

Kita juga tidak bisa melupakan bahwa setidaknya dibutuhkan tiga profesi dalam lima tahun ke depan, yaitu spesialis kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin, robotika, dan arsitek database.

 

Oleh karena itu, generasi muda Indonesia yang kini sudah melek digital harus terus meningkatkan keterampilannya agar dapat memanfaatkan peluang masa depan untuk berkontribusi dalam pembangunan negara.

Menkominfo mengingatkan, sektor digital saat ini memiliki tiga kompetensi utama yang perlu dikembangkan oleh generasi muda.

Pertama, strategi digital untuk merespons tren pasar. Kedua, inovator digital yang mendorong inovasi berbasis data. Ketiga atau terakhir, digital driver yang dapat melancarkan kolaborasi strategis dengan keterampilan yang fleksibel dan kuat. “Nilai-nilai positif harus ada di era digital,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie.

Pada saat yang sama, ia menghimbau para pelaku bisnis untuk memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) sebagai inovasi teknologi untuk meningkatkan operasional bisnisnya guna berkontribusi terhadap perekonomian negara.

 

“Inovasi teknologi kini membuka peluang bagi Indonesia untuk mendorong pertumbuhan perekonomian negara. Kecerdasan buatan merupakan salah satu teknologi yang dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mendorong kemajuan bangsa kita,” jelas Budi Arie.

Beliau kemudian menjelaskan beberapa fakta mengenai AI dan implementasinya di Indonesia.

Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa 55 persen perusahaan global sudah menggunakan AI sebagai solusi bisnis. Beberapa dari perusahaan ini beroperasi di sektor kesehatan, manufaktur, dan pendidikan.

Hal-hal tersebut menyebabkan AI berperan lebih besar dalam memberikan kontribusi terhadap perekonomian. Menteri Komunikasi dan Informatika mengatakan dalam perkiraan global bahwa AI bahkan dapat berkontribusi hingga $13 triliun terhadap PDB global pada tahun 2030.

 

Dalam konteks kawasan Asia Tenggara, AI diperkirakan menyumbang $1 triliun terhadap PDB ASEAN.

Peringkat Indonesia saat ini di peringkat ke-4 dalam Indeks Kesiapan Adopsi AI berarti Indonesia akan menyumbang US$366 miliar terhadap PDB ASEAN pada tahun 2030.

Menteri Komunikasi dan TI Budi Arie mengingatkan, kecerdasan buatan dapat mengancam keberadaan 83 juta lapangan kerja, namun juga dapat menciptakan 69 juta lapangan kerja baru dengan mengembangkan inovasi tersebut.

“Meskipun potensi AI untuk berkontribusi terhadap perekonomian mungkin sangat tinggi, kompleksitas teknologi ini juga dapat mempengaruhi posisi masyarakat jika mereka tidak mengasah diri untuk menggunakan AI,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *