Pj Gubernur Jateng Angkat Suara terkait 69 Siswa yang Gunakan Piagam Diduga Palsu di PPDB

JAWA TENGAH – Pj Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana membenarkan pihaknya telah mencari keterangan dari orang tua siswa di Jateng yang diduga menggunakan grafik palsu Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2024 15 Orang tua siswa yang diundang, hanya delapan orang datang. .

Pihaknya juga mengundang pihak sekolah, komite sekolah, pimpinan dan pembina band, pengurus Persatuan Drum Band Indonesia (PPDI) Jawa Tengah dan organisasi terkait lainnya.

Oleh karena itu, disimpulkan bahwa keaslian sertifikat penghargaan dari Malaysia International Virtual Dance Championship 2022 patut dipertanyakan, oleh karena itu disarankan untuk tidak menggunakannya sebagai bagian dari peningkatan nilai untuk menyelesaikan lagu kesuksesan, ” dia berkata. Dikutip dari website Pemerintah Jawa Tengah, Senin 15 Juli 2024.

Dengan rekomendasi tersebut, siswa yang telah dinyatakan lulus tes masuk PPDB dengan menggunakan sertifikat penghargaan tetap dapat mengikuti proses penerimaan PPDB SMAN dan SMKN.

“Mereka boleh ikut proses PPDB, tapi hanya jumlah rapor dari semester 1 sampai semester 5, karena keasliannya (piagam) dipertanyakan,” tegasnya.

Sebelumnya, 69 siswa di Jawa Tengah diduga menggunakan piagam palsu pada PPDB 2024, dan Dinas Pendidikan mengungkapkan 62 dari 69 peserta diancam tidak akan mendaftar kembali ke sekolah yang mereka harapkan karena nilai yang tidak cukup setelah diterima bekerja. . nilai. ditolak

Uswatun Hasnah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah, mengatakan 69 siswa menggunakan piagam tersebut yang kemudian dipertanyakan keasliannya. Dari jumlah itu, 65 orang menggunakannya untuk mendaftar di SMA Negeri dan 4 orang untuk SMK Negeri.

Siswa diketahui telah mendaftar untuk mendapatkan sertifikat Kejuaraan Virtual Marching Band Internasional Malaysia 2022. Siswa yang awalnya mendapat tiga nilai tambahan kemudian ditolak karena diragukan keasliannya.

Kemudian siswa kehilangan nilai ijazahnya sehingga hanya mengandalkan nilai rapor. Namun, ada tujuh siswa yang bisa menjadi siswa sukses karena raportnya sangat cocok.

“Ada tujuh (calon mahasiswa) yang berhasil, karena setelah nilai SKSnya dibatalkan, nilai rapornya sama,” kata Uswatun.

Baca artikel menarik lainnya seputar kajian VIVA di tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *