Jakarta – Polusi udara di ibu kota Indonesia, Jakarta, menjadi perhatian salah satu pemain timnas Indonesia, Ragnar Oratmangoen. Fenomena tersebut kemudian diperkirakan akan menurunkan tingkat kenyamanan hidup di kota besar tersebut.
Diakuinya, Ragnar malah tak suka Jakarta karena masalah ini. Selain itu, pemain sayap berusia 26 tahun itu juga geleng-geleng melihat situasi kemacetan di pusat kota pemerintahan Indonesia.
Sebagai warga negara Indonesia baru (WNI), Ragnar merasakan udara di Jakarta terasa hangat meski tidak ada sinar matahari. Fakta ini sedikit mengejutkannya. Polusi udara Jakarta rupanya menjadi faktor yang menyebabkan sulitnya melihat sinar matahari.
“Tidak (saya tidak suka Jakarta). Kecuali karena macet dan juga udaranya panas tapi tidak ada sinar matahari. Ya sering sekali dan kalau ada matahari kita harus latihan. Tapi waktu itu kita kalau liburan mataharinya tidak kelihatan,” ujarnya dalam wawancara di kanal YouTube resmi Sport77, yang diambil pada Selasa, 25 Juni 2024.
Meski begitu, Ragnar tetap mencintai Indonesia. Ia merupakan pemain turun temurun berdarah maluku. Ia belum resmi dilantik pada Maret 2024 bersama pemain turun temurun lainnya, Thom Haye.
Sejak kecil, ia sudah lama tinggal di Belanda. Ragnar diketahui sering mengunjungi kampung halamannya di Indonesia setelah resmi menjadi bagian dari Tanah Air.
Winger berusia 26 tahun itu menjadi mesin penyerang baru Timnas Indonesia. Ia kerap menjadi pilar pelatih Shin Tae-yong saat membongkar pertahanan lawan.
Keterampilan individu lulusan Akademi NEC Nijmegen ini berhasil mencuri perhatian banyak penggemarnya. Penampilannya diuji saat melawan timnas Vietnam di babak kedua kualifikasi Piala Dunia 2026.
Ragnar menerobos garis pertahanan lawan, memeriksa satu atau dua pemain bertahan. Kemudian, dengan penuh percaya diri, dia melepaskan tembakan ke gawang.
Di Indonesia, Ragnar merupakan salah satu pemain lokal. Dalam video yang dibagikan di media sosial, Ragnar terlihat mengendarai sepeda motor dan berfoto bersama warga sekitar.