Titik Kumpul Lifestyle – Dengan sumber daya alam yang melimpah, Indonesia merupakan surganya berbagai jenis tanaman herbal yang memiliki manfaat tinggi. Tanaman ini tidak hanya dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional, namun juga mempunyai potensi besar untuk produk kosmetik dan makanan sehat.
Potensi tanaman herbal Indonesia tidak hanya sebatas manfaat kesehatan dan kecantikan, namun juga memberikan kontribusi terhadap perekonomian. Industri kosmetik dan makanan kesehatan yang menggunakan bahan baku nabati lokal dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk Indonesia di pasar global. Silakan, ya?
Ini menarik. Pemerintah wilayah Guangzhou Bandung di China bersama PT Nose Herbalindo berkomitmen melakukan investasi besar di industri kosmetik Indonesia. Kedua entitas ini berencana melakukan investasi dan membangun pabrik ekstraksi tanaman herbal Indonesia yang memiliki khasiat tinggi untuk kosmetik dan produk kesehatan.
Kim Ho, Direktur PT Nose Herbalindo, menekankan tingginya potensi tanaman herbal Indonesia. “Banyak tanaman Indonesia yang bisa diekstraksi dan dijadikan bahan produk kosmetik dan makanan,” kata Kim Ho usai penandatanganan nota kerja sama dengan pemerintah daerah Guangzhou Bandung. Lalu bagaimana kita bisa mempromosikan produk Indonesia di Tiongkok. , Cina
MoU tersebut ditandatangani oleh Kim Hu dan Chairman Guangzhou Baiyun Miwan Technology Co., Ltd. Cai Binggu pada Rabu (26/06/2024) di Jakarta. Cai Bingguo mengungkapkan, lebih dari 10 pabrik dan merek kosmetik berencana berinvestasi di Indonesia melalui koordinasi dengan pemerintah setempat China.
Kim Hu juga menegaskan kembali komitmennya tidak hanya mengundang perusahaan kosmetik Guangzhou untuk berinvestasi di Indonesia, tetapi juga mempromosikan produk Indonesia di Tiongkok.
Lanjutnya, saat ini hanya 1% bahan baku (bahan dasar) tanaman Indonesia yang digunakan dalam industri kosmetik dunia. Sisa bahan yang digunakan sebagian besar berasal dari Amerika, Eropa, Jepang dan Korea. Padahal, Indonesia memiliki banyak tanaman herbal yang memiliki potensi kosmetik, seperti pegagan (Centella asiatica), bir jahe, dan kayu manis. Kim Ho menjelaskan bahwa bahan ini memiliki potensi besar untuk digunakan sebagai bahan perawatan kulit.
Kim Ho juga menyatakan pihaknya saat ini sedang mencari lahan untuk dijadikan sentra tanaman herbal. Ia menyampaikan harapannya: “Agar mendapat dukungan dari pemerintah Indonesia dalam bentuk tanah yang terkonsentrasi”. Perusahaan perawatan kulit dan kosmetik ini memproduksi beragam produk untuk ribuan merek kecantikan lokal.
Sebelumnya, pada April 2024, PT Nose Herbalindo juga menandatangani nota kesepahaman dengan BRIN untuk meneliti tanaman Indonesia yang dapat digunakan sebagai bahan baku kosmetik. Pada tahap awal, penelitian akan fokus pada herbal yang memiliki sifat anti jerawat dan pencerah.
“Penelitian ini difokuskan untuk meneliti tanaman yang memiliki sifat anti jerawat dan pencerah, karena tanaman ini paling populer di kalangan masyarakat Indonesia,” kata Neti Cristina, CEO perusahaan yang akan selesai 1 tahun ini. Penelitian dan Pengembangan di PT Nose Herbalindo.
Dengan langkah ini, Indonesia berpotensi menjadi hub baru industri kecantikan global dengan memanfaatkan kekayaan alam yang kaya dan keanekaragaman produk herbal yang unik.